Pasuruan, Jatim (Shautululama) – Dalam Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda, yang bertajuk, “Mewujudkan Ummatan Wahidah, Mengalahkan Dominasi Oligarkhi, Melalui Demokrasi Atau Khilafah?”, Selasa, 19 Maret 2024, di Pondok Tahfidz Al-Qur’an Al-Itqan Pasuruan, dan disiarkan secara live melalui channel Beromo Bermartabat, Shohibul Fadhilah Al-Mukarrom Ustaz Yuwono Adi, Pengasuh MT. Bengkel Hati Pasuruan, menyatakan bahwa “Demokrasi membuat kaum Muslim mencampur adukan ajaran Islam dengan ajaran manusia. Akibatnya, mereka mengimani sebagian dan mengingkari sebagian ajaran Islam”.
“Saat ini, tidak sedikit kaum Muslim yang mengusung dan mengambil demokrasi sebagai perinsip dasar sikap dan perbuatannya, dengan dalih bahwa demokrasi itu serupa atau tidak bertentangan dengan Islam. Dalih seperti itu sungguh menyedihkah dan memalukan jika itu keluar dari seorang Muslim yang berakal, sebab hal itu justru menunkukkan bahwa ia tidak berakal. Bagaimana mungkin orang yang berakal ketika disuruh memilih anatar barang asli dan imitasi, lalu ia memilih dan bahkan mengutamakan barang yang imitasi!?”, tanyanya keheranan.
Allah SWT melarang kita mencampur aduk antara hak (kebenaran) dan batil (kebatilan), dalam surat Al-Baqarah, ayat 42, _“Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan, (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.”_, demikian kutibnya.
Sementara demokrasi dengan jargon kedaulatan rakyat, dimana rakyat berhak membuat hukum, telah membuat kaum Muslim yang seharusnya berhukum dengan hukum Allah menjadi berhukum dengan hukum buatan manusia. “Untuk itu, wahai kaum Muslim, kita harus terus dan terus belajar agar kita mampu membedakan anatar kebenaran dan kebatikan, antara yang asli dan yang imitasi. Dan perlu kita sadari bahwa demokrasi telah membuat kaum Muslim iman sebagian dan kufur sebagaian, dan ini berbahaya untuk kehidupannya di akhirat nanti. Sementara untuk kehidupan di dunia, demokrasi menjadi pintu bagi dominasi para oligarki yang membuat aturan hidup jauh dari aturan Islam yang suci, sehingga kehidupan kita di dunia menjadi tidak diberkahi. Maka buanglah demokrasi yang busuk dan basi, sebagai gantinya terapkan Islam kaffah melalui institui Khilafah agar hidup kita dunia dan akhirat menjadi berkah!”, serunya!