Surabaya, (shautululama) —Kehadiran Abah Narko Abu Fikri pada Multaqo Ulama Regional Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY menambah kehangatan acara. Awal acara Abah Narko mempertanyakan lebih tinggi mana kedaulatan Allah dengan kedaulatan manusia?
“Kedaulatan manusia yang didukung bahkan dibela mati-matian saat ini berwujud kedaulatan oligarki. Sudahlah manusia berdaulat dan mengatur jelas akan menghancurkan dunia. Ditambah lagi yang berlaku saat ini bukan kedaulatan rakyat, tapi kedaulatan oligarki,”tegasnya di Multaqo’ Ulama Aswaja “Mewujudkan Ummatan Wahidah, Mengalahkan Dominasi Oligarki Melalui Demokrasi atau Khilafah?” Ahad, 25 Februari 2024.
“Maka hidup harus selalu maju dengan menegakkan kedaulatan Allah SWT. Itu bisa terwujud dengan tegaknya institusi sesuai tuntutan Rasulullah yaitu Khilafah ala Minhajin Nubuwwah,”tandasnya.
Lebih mencenggankan lagi, Gus Tuhu menjelaskan semua kehidupan telah dirampas oligarki. Hanya yang menonjol mekanismenya melalui demokrasi. Karena itu satu-satunya gambaran legal.
“Apa yang dimainkan oligarki menjadikan rakyat menderita. Seperti naiknya harga beras dan cengkraman oligarki. Termasuk otak-atik UU Omnibuslaw, penggusuran tanah Rempang, dan dibelakang 01 02 03 termasuk oligarki. Itu kenyataan yang bisa dilihat secara kasat mata,”tambahnya.
KH Muhammad Ainul Yaqin juga membeberkan faktanya kedaulatan bukan di tangan rakyat. Produk hukumnya sebenarnya oligarki, yaitu segelintir orang berkuasa. Dalam hal ini pemilik modal. Meski legislator mayoritas muslim, tetapi tampak keberpihakan belum pada Islam.
“Kenapa? Karena masih bisa terbeli uang. Sehingga produk hukum sesuai kehendak mereka (oligarki). Hal itu kalau kita runut karena mekanisme politik membutuhkan biaya besar,”ungkapnya.
Beliau heran dengan produk hukum yang menghancurkan diri manusia sendiri. Seperti pasal 188 dalam KUHP 2023. Aneh jika seorang muslim memutuskan undang-undang yang melecehkan ajarannya sendiri.
“Ini bisa karena jabatan, uang, atau ketakutan tidak bisa jadi lagi. Hal ini bukan murni dari keyakinannya, ada pihak yang menekan. Kalau diurut ujungnya ke oligarki,”terangya.
Kalimah minal ulama ini menjadikan pencerahan bagi umat untuk terus bersemangat. Terlebih dalam menghadirkan penjaga institusi umat Islam yakni Khilafah.[hn]