Surabaya, (Shautululama) —Kekacauan demokrasi tidak bisa dilepaskan dari cengkraman oligarki. Ulama Aswaja yang turut peduli nasib umat pun berkumpul dalam majelis yang mulia. Multaqa Ulama Aswaja Regional Jatim, Jateng, dan DIY pada Ahad 25 Maret 2024. Menarik juga terkait hasil kajian Multaqa Ulama Aswaja yang dibacakan dengan tema “Mewujudkan Ummatan Wahidah Mengalahkan Dominasi Oligarki Melalui Demokrasi atau Khilafah?”
Pertama, Demokrasi adalah sistem kufur karena dibangun di atas fashluddin anilhayyah, memisahkan agama dari kehidupan. Haram hukumnya secara Syari untuk mengambilnya, menerapkannya dan mempromosikannya.
Kedua, slogan populer di dalam demokrasi yaitu suara rakyat adalah suara Tuhan merupakan slogan sesat dan menyesatkan. Hal itu berarti kebenaran ditentukan oleh suara atau keinginan hawa nafsu rakyat atau manusia. Padahal seharusnya adalah suara atau keinginan hawa nafsu rakyat atau manusia mengikuti syariat. “Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mau mengikuti apa yang aku bawa” (HR Baihaqi).
Ketiga, mekanisme demokrasi adalah makar. Sebab di dalamnya dibuat dan ditetapkan Undang-undang yang salah satunya ditujukan untuk mengkriminalisasi ajaran Islam seperti yang ada di depan kitab undang-undang hukum pidana tahun tahun 2023 pasal 188. Serta di dalam mekanisme demokrasi itu pula dibentuklah pemerintahan yang akan menjalankan titah undang-undang. “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya dan Allah membalas tipu daya mereka itu dan Allah sebaik-baik pembalas Tipu daya” (QS al-qur’an Ali Imran ayat 54).
Barang siapa yang berani mengotak-atik dan mengkriminalisasi ajaran Islam, maka akan berhadapan dengan umat Islam yang dekengannya adalah Allah SWT yang Maha Kuat dan Perkasa.
Keempat, bagi umat Islam kedaulatan atau kekuasaan tertinggi dalam penetapan hukum dan kebenaran ada pada syara’ yaitu Allah SWT. Menetapkan hukum itu hanya milik Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik (QS Al-An’am : 57)
Kelima, masa atau waktu berkuasanya demokrasi atas dunia sudah mendekati finish. Saatnya umat Islam mempersiapkan diri untuk mengambil kembali kekuasaan dan kepemimpinan dunia dengan terus berjuang mewujudkan tegaknya Khilafah Islamiah. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.
Keenam, Khilafah Islamiyah adalah daulatul Ula. Negara adidaya yang akan menyatukan umat Islam dan negeri-negeri Islam di seluruh dunia. Menerapkan syariat Islam secara Kaffah di dalam negeri dan menerapkan politik luar negeri dengan visi menyebarkan Islam ke seluruh dunia melalui dakwah dan Jihad.
Ketujuh, tugas dan peran penting dan strategis para ulama adalah membimbing umat Islam untuk memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya berjuang mengembalikan kedaulatan syara’ dengan jalan menegakkan Khilafah secara berjamaah.
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (Al Anfal:24)
Acara berlangsung dengan khidmat dan mendapat dukungan luas dari ulama yang hadir baik offline dan online.[hn]
Simak videonya