Yogyakarta, (shautululama.co) – Alhamdulillah tsumma alhamdulillah, Ulama Aswaja DIY kembali menyelenggarakan multaqo yang dihadiri para alim ulama, kyai, dan pemangku pondok pesantren dari Jatim, Jateng dan DIY.
Multaqo ini digelar yang kesekian kalinya, sebagai bentuk keprihatinan para ulama sebagai pewaris para nabi atas kondisi negeri ini. Para ulama menawarkan solusi tuntas untuk mengatasi ruwetnya pengelolaan negeri ini yang berbasis kapitalisme demokrasi sekuler.
Pemilu yang baru saja digelar, dengan dana triliunan rupiah, untuk mengganti pemimpin melalui sistem demokrasi yang diterapkan di negeri ini tidak pernah menghasilkan pemimpin yang berpihak kepada rakyat.
Sengkarut pemilu demokrasi 2024 mendapatkan respon dari ulama Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Hadir pada Multaqa Ulama Aswaja, Ahad (27/4/2024), ulama DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tampak KH Toha Cholili, Kyai Laode Heru Elyasa, Kyai Utsman Zahid, Kyai Sepuh Zainullah Muslim, KH Mahfudz Suhad, KH Rasyid Supriadi, Kyai Abah Narko Abu Fikri, dan deretan asatidz, sekaligus habaib.
Kyai Abdur Rochim Al Hiwarie menilai, sengketa demokrasi yang baru saja terjadi dan itu sudah berulang kali, dari pemilu ke pemilu. Ujungnya pada sesuatu yang cukup miris karena pada akhirnya duduk bersama dan tukar jabatan.
“Bagi umat Islam agar tidak membiarkan kerusakan terus berlangsung. Sebagaimana yang Rasulullah sabdakan tidak layak seorang mukmin itu masuk di dalam satu lubang dua kali,” pesannya.
Lanjutnya, ”Berkali-kali kita masuk ke lubang keburukan demokrasi. Umat islam tertipu. Umat Islam teracuni oleh sebuah konsep demokrasi yang memang faktanya dari lahirnya membawa cacat bawaan dan permanen. Ujungnya membawa kerusakan.”