Kab. Bogor (shautululama) – Mengambil momentum Bulan Rajab, bulan dimana Rasulullah SAW di Isra dan mi’rojkan oleh Allah SWT. Forum Kumunkasi Ulama Aswaja Kabupaten Bogor kembali menggelar pertemuan rutin para ulama dalam Multaqo Ulama Aswaja Kabupaten Bogor yang bertemakan “Saatnya Kembali Menjadi Ummatan Wahidah”
Acara digelar pada Ahad pagi, 28 Januari 2024 / 16 Rajab 1445 H. dengan lantunan sholawat mengiringi datangannya peserta dari berbagai kecamatan sehingga memenuhi aula majlis.
Lebih dari 70 ulama dari sekitaran Cibinong, Babakan madang, Sukaraja, Gunung Putri, Cileungsi, Sukamakmur Hingga Parung, hadir pada acara ini. Dipandu oleh Kiyai Sutarman Al Banjari, pengasuh Majlis Taqorrub Ilallah Sukaraja.
KH. Haris Iskandar, shahibul hajah, menyapa para ulama yang hadir dan menyampaikan apresiasi yang besar atas kehadiran beliau. Dalam sambutanya beliau memaparkan latar belakang dan maksud diselenggarakannya Multaqo Ulama Aswaja kali ini. Diantaranya dengan mengambil momentum Bulan Rajab ini, para ulama berkewajiban menyampaikan kepada umat bahwa saat ini fenomena segala bentuk kedzaliman rezim terhadap umat Islam di seluruh penjuru dunia. Selama 100 tahun ini begitu memberikan kesengsaraan bagi kaum muslimin. Para ulama dalam multaqo ini menyampaikan solusi atas hal ini adalah tegaknya kembali khilafah.
Dalam multaqo ini disampaikan kalam minal ulama secara bergantian. KH. Sukrianto, ulama aswaja Parung. Beliau memulai kalam dengan mengutip Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim RA, Barangsiapa yang bangun tidur di pagi hari tanpa memikirkan masalah-masalah kaum Muslimin, dia bukan termasuk golonganku. Kemudian menyambungkan dengan apa yang telah disampaikan oleh Syekh Taqiyuddin An Nabhani bahwa kewajiban menegakkan Khilafah adalah Min Akbaril Waajibat dan Min A’dzhomil Waajibat, termasuk kewajiban yang sangat besar dan agung, melalaikannya termasuk Min Akbaril Ma’asyi atau kemaksiyatan yang sangat besar.
Di akhir kalamnya beliau menyatakan komitmentnya untuk senantiasa menggelorakan semangat perjuangan dakwah Syariah dan Khilafah tanpa berhenti sedetikpun hingga berhasil atau ajal menjemput.
Kalimah minal ulama Kiyai Abu Ahmad, Ulama Aswaja Gunung Putri.
Beliau menyindir kalangan yang menyatakan jika Khilafah itu yang penting substansinya, padahal Khilafah sebagai sebuah daulah memiliki mekanisme dan sistem pemerintahan, mulai dari sistem ekonomi sampai sistem politik. Jika ada salah satu sistem di dalam Islam yang tidak diterapkan, padahal menerapkannya statusnya wajib, maka hukumnya wajib untuk diterapkan kembali dan ini mensyaratkan adanya Khilafah, berarti Khilafah wajib ditegakkan kembali. Jika ada sistem Islam yang belum menjawab berbagai persoalan kontemporer, maka yang wajib dilakukan adalah melakukan ijtihad dengan sumber hukum islam bukan mengambil sumber hukum selain islam.
“Dan Jika institusi Khilafah saat ini belum ada, maka para ulama sebagai maroji’ nya umat harus semangat berjuang untuk menegakkan Khilafah”. Pungkas beliau
Kalimah minal ulama Habib Sayyid Alwi bin Mukhsin Al Khirid, Ulama aswaja Sukaraja.
Beliau mengawali dengan doa akan tegaknya Khilafah dan menceritakan Kondisi kaum muslimin yang berada dalam kemuliaan selama lebih dari 13 Abad hingga saat ini berada dalam kesengsaraan selama 100 Tahun tanpa Khilafah hingga penderitaan terkini umat islam di Gaza Palestina.
“Momentum Rajab ini sejatinya tidak hanya memperingati isra dan mi’raj dan pembahasan mengenai sholat dan ritual ibadah saja namun juga menjadi tugas para ulama akan kerusakan demokrasi yang lahir sebelum masehi, jika demokrasi baik maka pasti Rosulullah akan mengambilnya. Syekh Abdul Qodim Zhalum juga menyampaikan bahwa demokrasi adalah sistem kufur. Hati-hati para ulama di tahun politk ini jika banyak partai yang meminang, jangan terseret mengkampanyekan sistem kufur namun harus kuat memegang prinsip dengan bening sebening beningnya dan terus berjuang untuk menerapkan islam secara kaffah dengan dakwah syariah dan Khilafah”. Pungkas beliau
Kalimah minal ulama berikutnya disampaikan oleh Kiyai Mikrat H, Ulama Aswaja dari Bojong Gede.
Beliau menyampaikan, “ umat Rosulullah di bulan Rajab ini harus ingat dan hati-hati. Bahwa amal sholih yang dilakukan akan dilipat gandakan pahalanya sebaiknya kemaksiyatan yang dilakukan juga dilpat gandakan dosanya, maka misalnya orang yang korupsi di bulan ini akan dilipat gandakan dosanya”. Ujar beliau
“Ada tiga golongan umat islam saat ini terkait penderitaan rakyat Palestina. Yang pertama kata beliau, umat Rosulullah yang sering bersholawat namun diam akan kezaliman yang menimpa saudaranya di Gaza Palestina kemudian mengatakan bahwa masalahh disini juga banyak, untuk apa mengurusi mereka. Yang kedua lanjut beliau, umat Rosulullah yang sering bersholawat dan menunjukkan kepeduliannya terhadap rakyar Gaza dengan menggalang dana untuk memberikan bantuan logistik dan obat obatan serta ramai di medsos. Walaupun hal itu sangat membantu dan mendapatkan pahala namun cukup berhenti disitu tanpa memberikan solusi yang sebenarnya dibutuhkan oleh rakyat Palestina.
Selama berpuluh puluh tahun penderitaan rakyat Gaza terus berlangsung dan berulang ulang. Golongan ketiga lanjut beliau adalah umat Rosulullah yang sering bersholawat, rindu kepada Rosulullah dan bercita cita berkumpul bersama Rosulullah di Jannah dan menunjukkan kepeduliannya terhadap rakyar Gaza dengan menggalang dana untuk memberikan bantuan logistik dan obat obatan serta ramai di medsos menyampaikan kondisi saudaranya serta memikirkan setiap hari agar saudaranya itu bebas dari penjajahan dengan mengajak kaum muslimin seluruh dunia bersatu bukan berdasarkan demokrasi, nasionalisme dan menerapkan Kapitalisme namun berdasarkan akidah islam dan mewujudkan Khilafah yang menjadi negara terkuat didunia sehingga akan mengembalikan kemuliaan islam dan kaum muslimin”. Pungkas beliau
Kalimah minal ulama Kiyai Usman Kamaludin, Ulama Aswaja dari Citeureup.
Beliau mengawali dengan mengutip surat Ar Ro’d ayat 11, Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Kemudian beliau juga mengutip maqolah dari imam malik ibnu Annas, Tidak akan bisa memperbaiki kondisi orang-orang yang datang kemudian dari umat ini kecuali dengan apa yang telah memperbaiki kondisi orang-orang petamanya. “Rosulullah mengubah umat ini dengan dakwah islam bukan dengan golok, satu persatu hingga menjadi kelompok dan menjad Daulah”. Ujar beliau
“Arah perjuangan dakwah para ulama harus jelas, yakni untuk terapkan syariat Islam secara kaffah. Ulama sebagai ashab al fa’aliyyah, ‘uyunul ummah dan min akhyaril ummah harus berada di garda terdepan bukan hanya menjaga bangsa dari kerusakan dan kehancuran, tetapi juga harus bahu membahu, suka dan duka bersama dalam dakwah yang mulia ini, untuk melanjutkan kehidupan Islam dalam naungan Khilafah dan Indonesia yang ulamanya banyak serta umat islamnya banyak memiliki potensi untuk tegaknya Khilafah dinegeri ini”. Pungkas beliau
Acara diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap ulama yang dibacakan Kiyai Zein Miftah, Ulama Aswaja Cibinong serta ditutup dengan munajat serta doa yang pimpin oleh Ki Sarmili Yanya Ulama Kasepuhan Parung