Yogyakarta, DIY, (shautululama) — Forum Komunikasi Ulama (FKU) Aswaja Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menyelenggarakan Multaqo Ulama Aswaja Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilakukan secara hybrid (offline dan online) dalam rangka upaya memberikan respon terhadap dua situasi terkini yaitu kondisi dalam negeri yang baru saja memiliki kepemimpinan baru dan kondisi kaum Muslim di Palestina yang masih terjajah oleh entitas Zionis-Yahudi.
Ulama yang hadir meliputi ulama-ulama dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul. Acara dilaksanakan pada Sabtu, 30 Robiul Akhir 1445 H bertepatan dengan 2 November 2024 M, dan ditayangkan secara streaming melalui Youtube melalui FKU Aswaja Channel. Acara ini dilaksanakan dengan tajuk “Menyongsong Tata Dunia Baru; Saatnya Tampil Pemimpin yang Amanah yang Siap Membebaskan Palestina”.
Para ulama yang hadir berupaya untuk memberikan edukasi secara luas kepada masyarakat dan hadirin sehingga memahami bahwa kepemimpinan adalah amanah. Maknanya adalah siapa saja yang memegang kekuasaan dalam pemerintahan harus menjalankan tugas pelayanan (ri’ayah) dan bertanggung jawab (mas’uliyah) terhadap kepentingan (hajat hidup) seluruh rakyat. Namun demikian, yang terjadi justru kepemimpinan sering kali mengakibatkan negeri dan bangsa yang kaya sumber daya alam ini “menuju stagflasi”, bahkan mengarah untuk menjadi “negara gagal” karena diterapkannya Kapitalisme-Demokrasi maupun Sosialisme-Komunisme.
Sebagai Shohibul Hajat, Al-Habib Muhammad Nahl Al-Atthas membuka forum dengan menjabarkan makna dibalik tema yang diangkat pada multaqo kali ini. Beliau mengutarakan bahwa negeri-negeri Islam saat ini sedang terjajah, adapun tata dunia baru yang dimaksud adalah kembali kepada Islam. Berdasarkan dengan ini pula, maka umat Islam butuh institusi Khilafah sebagai solusi syar’i dalam menjawab penderitaan yang dialami muslim baik di Indonesia maupun di Palestina.
Pada saat yang sama, K.H. Mahfudz Suhad, M.Si. al-Hafidz menyampaikan bahwa demi mewujudkan tegaknya Daulah Islamiyyah, maka harus diupayakan secara bersama-sama yang maknanya adalah secara jam’iyyah. Apapun yang tidak kalah penting adalah persoalan kepemimpinan. Dalam hal kepemimpinan, kita harus mencontoh apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Jika kita menolong agama Allah SWT, maka kita akan ditolong oleh Allah SWT. Sekalipun resikonya sangat besar, selama kita menolong agama Allah SWT maka kehidupan kita ini pasti dijamin oleh Allah SWT.
Multaqo pada kesempatan kali ini dipimpin oleh Ust. Zakaria al-Bantany (Khadim Madrasah Khairu Ummah, Bantul). Adapun para ulama yang hadir dan menyampaikan kalam antara lain yaitu Kyai Abah Narko Abu Fikri (Pengasuh Pondok Pesantren Aji Nurul Qawiyy, Sleman), Ust. Agus Salim (Pengasuh Pondok Pesantren Putri Panatagama, Yogyakarta), K.H. Mahfudz Suhad, M.Si. al-Hafidz (Pengasuh Madrasah Diniyah An-Nur Sleman), Kyai Edi Subroto (Pengasuh Majelis Rindu Qur’an Seturan, Yogyakarta), Kyai Abdur Rochim Al-Hiwarie (Mudir Markaz Lughoh al Arabiyah ‘Tadika’ Yogyakarta).
Para Kyai dan ulama yang menyampaikan kalam pada multaqo kali ini mengajak kaum Muslimin untuk memahami bahwa: (1) “Rumah Besar” bagi bangsa Indonesia adalah Khilafah Islamiyyah, bukan Demokrasi-Kapitalis, bukan Sosialis-Komunis. Khilafah Islamiyyah akan mengantarkan Indonesia yang penduduk muslimnya terbesar di dunia menjadi negara adidaya (Daulatul Ula) di dunia menggeser kedudukan Amerika Serikat, Eropa, Rusia, dan China, (2) Sudah saatnya bangsa Indonesia menyongsong masa depannya dengan kepemimpinan yang amanah dalam sistem yang shahih, yaitu Khilafah Islamiyyah yang dengannya akan mampu membebaskan Palestina dan negeri-negeri Muslim yang terjajah dengan Jihad.