Jakarta, (shautululama) – Dengan pengamatan yang mendalam dan mempertimbangkan berbagai hal bahwa sejarah kelam pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dikenal G30S PKI di Indonesia, maka kami ulama Aswaja Nusantara yang hadir dalam multaqa ulama Aswaja Nusantara dengan mengambil tema: “Menatap Masa Depan Negeri Kita, Pelajaran Peristiwa G30S PKI dan Carut Marut di Bawah Sistem Demokrasi”, sebagai bentuk kecintaan kami terhadap negeri ini, untuk masa depan negeri kita, kami merekomendasikan:
1) Mengajak umat untuk melakukan perubahan yang mendasar. Campakan komunisme dan kapitalisme, Saatnya umat Islam menjadi subjek perubahan
2) Hentikan segala bentuk propaganda dan adu domba terutama terhadap ajaran Islam dan aktivitas aktivisnya yang dilakukan selama ini. Karena itu adalah perbuatan haram dan menjadikan negeri ini menuju kehancuran.
3) Saatnya campakan demokrasi kapitalistik dan komunisme yang menjadi pangkal penyebab semua kerusakan dan carut-marut negeri ini.
4) Khilafah adalah ajaran Islam. Ajaran ahlusunah Wal Jamaah termaktub dalam kitab-kitab mu’tabar menjadi wa’dun wa fardhun wa busyro rasulullahallahu SAW.
5) Mengajak seluruh masyakat dan tokoh-tokoh masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan syariah Islam secara kapah dalam naungan khilafatur Rasyidah alam minhaj nubuwah sebagai kewajiban Syari dan solusi fundamental untuk menggantikan penerapan sistem sekuler kapitalisme demokrasi yang menjadi Akar masalah dan kerusakan di negeri ini. Penerapan Khilafah adalah mahkotanya kewajiban yang harus diemban oleh seluruh kaum muslimin.
6) Negeri ini memiliki potensi untuk menjadi negara besar, ad daulatul ula fil alam dengan menerapkan Islam secara Kafah dalam bingkai Khilafah ala minhajun nubuwah.
Pernyataan sikap di atas menjadi peneguh ulama yang hadir, untuk berada di garda terdepan, memimpin umat menuju kearah perubahan Islam kaffah di bawah naungan Khilafah Rasyidah alminhajin Nubuwaah.