
Jakarta, (shautululama) —”Hancurnya negeri saat ini karena berani kufur kepada hukum Allah SWT. Maka melihat atau bercermin dari sejarah bahwa negeri kita sebetulnya para penjajajh itu menancapkan demokrasi termasuk komunisme di dalamnya,” ungkap Kyai Hudhoril Yaum dari Banten, Sabtu (19/10/2024).
Kehadiran beliau di Multaqa Ulama Aswaja Se-Nusantara “Menyongsong Indonesia Baru, Buang Komunisme Tinggalkan Demokrasi Saatnya Hadir Pemimpin Amanah” memberikan perspektif baru perihal sejarah Islam dan Indonesia.
Beliau memaparkan peran Turki Utsmani yang memiliki hubungan erat dengan Sultan Aceh. Peranannya membantu mengusir penjajah Portugis. Sultan Riayat Shah yang memimpin memiliki peranan penting penyebaran Islam sampai ke Papua.
“Tanggung jawab seorang Sultan memberlakukan sistem dakwah dan Jihad yang memiliki negara induk yaitu Turki Utsmani,” jelasnya.
“Kepada para ulama sekalian bahwa sultan-sultan kita dahulu adalah yang setia kepada Islam. Untuk itu pemimpin yang baru saat ini sudah seharusnya adalah pemimpin yang amanah dengan menerapkan dakwah dan jihad dalam sistem warisan Rasulullah SAW,khilafah,”pesannya.
Pada kesempatan yang sama, KH Toha Cholili (Ulama Aswaja Jawa Timur) mengaskan dengan nada yang sama. “Sebenarnya negeri ini sudah tercabik-cabik semenjak 100 tahun yang lalu. Sebagaimana juga dunia sudah melihat dunia ini sudah betul-betul diporak-porandah oleh sistem buatan manusia.”
Kemudian, Kyai Toha mengetengakan peran Islam mewarnai Nusantara. Ini menjadi bukti Indonesia tidak lepas dari peran aktif ulama dan kesultanan yang hampir terlupakan. Kesultanan Islam hanya dianggap dongeng dan legenda. Hal ini menjadi bukti ketidaksyukuran kepada Allah SWT.
“Negeri ini semenjak dari pemerintahan yang pertama, Presiden Soekarno, sudah mengkhianati aturan yang ditetapkan dalam Piagam Jakarta. Tersebutkan di situ berkewajiban menjalankanat Islam bagi para pemeluknya. Nah ini sudah dikhianati 18 Agustusnya,”bebernya lanjut.
“Oleh karena itu maka marilah kita jangan sampai Islam imenjadi hanya aksesoris. Apalagi Islam ini sebagai islamopobia dan dianggap menakutkan dalam tatanan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat,”serunya.
Seruan kyai Toha yang merupakan cucu Syaikhona Kholil Bangkalan ini untuk kembali kepada ketetapan Allah dan Rasul-Nya dengan Khilafah Rasyidah. Ulama tidak boleh diam. Harus pro-aktif menjadi pelaku.[hn]