
Pasuruan, Jatim (shautululama) Ustadz Yuwono Adi selaku pengasuh MT. Bengkel Hati menegaskan bahwasanya ketahanan dan keamanan data bagi sebuah negara bukan masalah sepele dan main-main. Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda Pasuruan bertajuk Impor Ribuan Dokter LN dan Kebocoran Pusat Data Nasional Adalah Ancaman Kedaulatan, Masihkah Demokrasi Bisa Bertahan? (Selasa, 23/7/2024)
“Bagi sebuah negara, masalah ketahanan dan keamanan data ini bukanlah masalah sepele dan main-main. Di samping terkait urusan hak publik, keamanan data ini juga terkait dengan wibawa dan pertahanan negara itu sendiri,” ujar beliau.
Lanjut beliau menghimbau agar para pemegang kekuasaan dalam cengkeraman sekuler kapitalisme seperti yang terjadi saat ini melakukan fungsinya dengan tepat. Kemudian perhatiannya fokus pada pengaruh era digitalisasi terhadap kemaslahatan umat dan negara.
“Dalam konteks global hari ini digitalisasi itu mustahil dihindari. Karena memang bukan hanya terkait dengan aktivitas ekonomi, tetapi juga digunakan sebagai alat politik hingga alat perang antar negara. Dengan demikian aspek ini semestinya menjadi fokus perhatian para pemegang kekuasaan. Sayangnya sistem sekuler kapitalisme global mencengkeram dan merusak cara pandang manusia, menyetir perilakunya hingga para penguasa dihilangkan fungsi hakikinya sebagai pengurus urusan rakyat,” ungkap Ustaz Yuwono Adi.
Beliau juga menjelaskan bagaimana pandangan dalam Islam terhadap peran pemegang kekuasaan ketika melaksanakan tanggung jawabnya.
“Dalam pandangan Islam, posisi kepemimpinan menempati posisi yang sangat politis dan strategis. Pemimpin merupakan pengurus sekaligus penjaga umat. Dalam konteks pergaulan internasional, negara Khilafah bertanggung jawab menyebarkan risalah Islam dengan dakwah dan jihad fisabilillah. Negara wajib memiliki visi serta aspek yang dibutuhkan baik untuk kepentingan ke dalam maupun ke luar negeri (internasional). Sudah semestinya negara berupaya memobilisasi semua potensi baik Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA), teknologi dan sebagainya dalam rancangan strategis yang kuat dan visioner,” jelas beliau.
Hal tersebut semakin menunjukkan bahwasanya negara yang menerapkan Islam kaffah yakni Khilafah akan mampu mempersiapkan diri mencegah terjadinya kebocoran data pribadi rakyat maupun rahasia negara. Pada akhir penjelasannya pengasuh MT. Bengkel Hati juga menunjukkan bagaimana Khilafah mampu mempersiapkan pencegahan masalah kebocoran data ini dengan pengaturan Islam.
“Khilafah akan memilih teknologi yang tepat bahkan tercanggih untuk pengelolaan dan pengamanan data semata demi kemaslahatan rakyat dan negara. Bagi rakyat, data pribadi adalah harta sehingga wajib bagi negara untuk melindunginya. Terlebih data-data tersebut menyangkut rahasia negara hingga kekuatannya. Tentu negara akan memastikan sistem pertahanannya haruslah kuat dan mumpuni tanpa ada yang boleh mengalahkannya. Negara akan menyiapkan SDM yang mumpuni baik secara kepribadian maupun skill,” pungkas Ustaz Yuwono Adi.[]