Khilafah Ajaran AswajaKhilafah Bisyaroh RasulullahKhilafah Janji AllahMultaqa Ulama Aswaja Manhaji

Petuah Multaqa Ulama Aswaja Se Nusantara, Masa Depan Negeri Kita Akan Lebih Baik Dengan Islam Kaffah

Jakarta, (shautululama) —Multaqa Ulama Nasional Aswaja, “Menatap Masa Depan Negeri Kita, Pelajaran Peristiwa G30S PKI dan Carut Marut di Bawah Sistem Demokrasi”, Ahad (29/9/2024). Hasil dari agenda itu meneguhkan beberapa sikap penting. Ini menjadi sikap nyata kontribusi ulama dalam perjuangan membebaskan umat dari belenggu ideologi jahat. Kemudian kembali menuju Islam kaffah sebagai solusinya.

KH Umar Shiddiq, membacakan sikap bersama ulama yang hadir. Beliau mengingatkan pelajaran penting dari peristiwa PKI dan carut-marut di bawah sistem demokrasi. dilakukan Komunisme di negeri ini peristiwa berdarah tahun 1965 yang banyak memakan korban dari kaum muslimin juga merupakan peristiwa berdarah kedua Sejak Indonesia merdeka.

“Yang pertama terjadi pada Tahun 1948 yang juga banyak memakan korban dari kaum muslimin, khususnya para ulama. Sebuah kewaspadaan dan kesadaran bagi kaum muslimin bahwa komunisme sangat berbahaya bagi umat manusia khususnya kaum muslimin. dan kalau kita melihat bagaimana kerusakan dan kebrutalan komunisme di dunia,”tandasnya.

KH Umar juga menjelaskan, sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa banyak negara besar menanam para agen-agen mereka negara-negara yang menjadi target. Mereka melihat peristiwa ini bukan tidak mungkin di negeri ini pun banyak agen-agen asing yang berkeliaran dan bahkan mungkin juga bisa menduduki posisi-posisi penting dan strategis.

Terdapat fakta di negeri ini bahkan banyak terjadi WNA Cina merampok sumber daya alam di Indonesia. Misalnya emas seperti kasus di Ketapang sebagaimana dikutip beberapa media dari pernyataan Kementerian SDM seperti dikutip dari pernyataan Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batu Bara.

Sebagaimana pemberitaan Tempo, Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim menangkap 55 WNA diduga dari Cina anggota sindikat internasional penipuan penipuan online yang beroperasi di Indonesia.

KH Umar menyikapi kondisi terkini secara sadar ataupun tidak berada dalam kendali Cina. Baik dengan adanya hutang yang semakin besar, maupun dengan dalih investasi yang ugal-ugalan. Patut diduga Adanya kemungkinan agen asing dan Aseng yang bermain di negeri ini dengan tujuan yang tentunya bukan untuk kebaikan negeri ini.

“Indonesia negeri yang mayoritas muslim ini wajib menyadari kondisi ini dan memiliki kewaspadaan yang besar, sehingga tidak akan terjerembab kepada lubang yang sama berkali-kali. Negeri ini pun berada dalam genggaman sistem demokrasi kapitalis yang telah nyata memberikan kerusakan dan kehancuran. Termasuk adanya anasir-anasir jahat dari pelaku penyimpangan yang dilaknat oleh Allah SWT, yaitu LGBT,”KH Umar mengingatkan umat.

“Ya Allah lindungilah Negeri Ini dari kejahatan mereka semakin menambah carut marut negeri ini dengan berbagai problematika yang dihadapi baik di bidang politik, ekonomi, kedaulatan, ketenagakerjaan, pemalakan harta rakyat, korupsi, dan semakin masif utang luar negeri,”pinta KH Umar dalam pembacaan sikap ulama.

Lanjutnya, “sistem (demokrasi) inilah yang menyebabkan banyaknya persoalan negeri ini. Jika tetap bertahan dengan sistem ini maka sebenarnya negeri ini sedang digadaikan kepada segelintir orang yang memiliki kapital atau oligarki. seharusnya semua ini cukup menyadarkan umat Islam untuk kembali kepada Islam sebagai satu-satunya sistem yang diridai oleh Allah SWT.

Sepanjang sejarahnya negeri ini berhutang besar terhadap kaum muslimin karena umat islamlah yang sebenarnya menjaga negeri ini. Islamlah yang sebenarnya menjaga Negeri dari kehancuran, walaupun sekarang banyak fitnah melanda ajaran Islam dan para aktivisnya dengan berbagai propaganda yang merusak. Mereka berupaya meminggirkan peran kaum muslimin atas negeri ini.

“Jelaslah saatnya kaum muslimin bangkit dan kembali kepada Islam secara Kafah yang akan memuliakan Islam dan kaum muslimin. Selain juga pasti memberikan rahmat bagi seluruh alam. Terlebih kita berada pada bulan yang mulia yakni bulan kelahiraan sayidina wa Maulana Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam,”tandasnya.

Lebih jauh, kecintaan harus tampak dalam ketaatan kepada syariat yang beliau bawa dan diwariskan kepada umatnya dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

1) Kewaspadaan terhadap komunisme dengan kebrutalan dan kekjiannya yang sudah terbukti sepanjang sejarah negeri ini dan juga realitas negeri-negeri komunis di dunia ini. Termasuk demokrasi kapitalisme yang dengan diterapkannya menjadikan negeri ini mengalami kondisi seperti yang terjadi saat sekarang ini

2) Umat Islam adalah penjaga keutuhan negeri ini dan terbukti telah menjadi penjaga terpercaya dan mengawal negeri ini dengan kecintaan dengan takbir dan Gelora jihad mempertahankan negeri ini.

3) Carut marut negeri ini disebabkan diterapkannya sistem demokrasi yang menjadi pangkal semua problematika negeri ini.

4) Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki geopolitik
yang strategis dengan sumber daya manusia yang mampu menunjang sehingga sangat berpotensi untuk menjadi daulatul Ula fil alam negara maju dan adidaya.

5) Kewajiban Ulama untuk amar mak’ruf dan nahi mungkar peduli atau ihtimam terhadap Urusan Agama dan umat serta memberikan nasihat kepada penguasa.

6) Ulama sebagai waratsatul anbiya adalah orang-orang yang memiliki kecermatan kecerdasan serta pandangan jauh ke depan istikamah pada Al haq dan amal perbuatannya harus sejalan dengan ilmunnya.

Maka dengan mempertimbangkan berbagai hal tersebut kami ulama Aswaja di Pulau Jawa yang hadir dalam multaqa ulama Aswaja sebagai bentuk kecintaan kami terhadap negeri ini menyatakan:

1) Mengajak umat untuk melakukan perubahan yang mendasar. Campakan komunisme dan kapitalisme, Saatnya umat Islam menjadi subjek perubahan

2) Hentikan segala bentuk propaganda dan adu domba terutama terhadap ajaran Islam dan aktivitas aktivisnya yang dilakukan selama ini. Karena itu adalah perbuatan haram dan menjadikan negeri ini menuju kehancuran.

3) Saatnya campakan demokrasi kapitalistik dan komunisme yang menjadi pangkal penyebab semua kerusakan dan carut-marut negeri ini.

4) Khilafah adalah ajaran Islam. Ajaran ahlusunah Wal Jamaah termaktub dalam kitab-kitab mu’tabar menjadi wa’dun wa fardhun wa busyro rasulullahallahu SAW.

5) Mengajak seluruh masyakat dan tokoh-tokoh masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan syariah Islam secara kapah dalam naungan khilafatur Rasyidah alam minhaj nubuwah sebagai kewajiban Syari dan solusi fundamental untuk menggantikan penerapan sistem sekuler kapitalisme demokrasi yang menjadi Akar masalah dan kerusakan di negeri ini. Penerapan Khilafah adalah mahkotanya kewajiban yang harus diemban oleh seluruh kaum muslimin.

6) Negeri ini memiliki potensi untuk menjadi negara besar, ad daulatul ula fil alam dengan menerapkan Islam secara Kafah dalam bingkai Khilafah ala minhajun nubuwah.

Pernyataan sikap di atas menjadi peneguh ulama yang hadir. Tertanda Jakarta, 26 Rabiul Awal 1446 Hijriah.[hn]

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button