Probolinggo, Jatim (Shautululama) – Import ribuan dokter LN (luar negeri) dan kebocoran data nasional menjadi ancaman kedaulatan negara. Para Ulama Aswaja Tapal kuda Probolinggo Jawa Timur dalam multaqo memberikan petunjuk bagi bangsa Indonesia khususnya penyelenggaraan negara.
“Sebagai bentuk tanggung jawab syar’i, Kami para Ulama Aswaja Tapal kuda Proboliggo Jawa Timur, mengadakan multaqa agar diperoleh hasil yang bisa dijadikan sebagai petunjuk bagi bangsa Indonesia khususnya penyelenggaraan negara,” ujar Gus Zain Pembaca Hasil Kajian dalam Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo Jatim: Impor Ribuan Dokter LN dan Kebocoran Data Nasional Adalah Ancaman Kedaulatan, Masihkah Demokrasi Bisa Bertahan? Selasa(23/7/2024), di Kanal YouTube NgajiPro ID.
Para Ulama Aswaja Tapal Kuda menyimpulkan,pertama, pemerintah bertanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum antara lain melalui kebijakan yang mengutamakan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri dari pada sumber daya manusia (SDM) luar negeri.
“Sebagaimana amanat yang dipikulnya. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam:
…فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ…
“…penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya,…” (HR. Al-Bukhari),” ujarnya.
Kedua, lanjutnya, membocorkan rahasia negara, yakni data nasional kepada pihak asing merupakan tindakan pengkhianatan, yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang termaktub pada Surah Al-Anfal ayat 27.
Ketiga, bahwa mengambil sistem demokrasi, menerapkannya dan mengkampanyekannya hukumnya haram. “Sebab demokrasi adalah sistem kufur; yang bertentangan dengan Islam dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengakui dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada taghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari taghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa: 60),” lanjutnya.
Keempat, bahwa wajib hukumnya mengambil sistem Khilafah, menerapkannya dan mendakwahkannya. Sebab, Khilafah bagian dari ajaran Islam. Dan Islam adalah agama yang sempurna, yang tidak memerlukan apapun dari selain Islam.
Sedangkan yang kelima, Allah SWT berkehendak mengeluarkan orang-orang yang beriman dari kegelapan kekufuran menuju terang benderangnya cahaya Islam, dari kegelapan demokrasi menuju terang benderangnya cahaya Khilafah.
Keenam, bahwa melalaikan tanggung jawab dakwah menyampaikan kebenaran merupakan perbuatan dosa yang ancamannya Indonesia akan berada dalam pengaruh, tekanan dan cengkeraman pihak asing serta siksaan yang pedih di akhirat kelak.
“Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, hendaknya kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar atau jika tidak niscaya Allah akan mengirimkan siksa-NYa dari sisi-Nya kepada kalian, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.” (HR. At-Tirmidzi),” ujarnya.
Lalu ketujuh, bahwa wajib hukumnya mendukung dan berjuang bersama-sama dengan jamaah, partai politik atau hizbun siyasi untuk mendatangkan kebenaran (Al-Haq) dengan menegakkan Khilafah Islamiyyah, sehingga kebatilan demokrasi lenyap.
“Allah SWT berfirman:
وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُۖ اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا
“Katakanlah, ‘Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.’ Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap.” (QS. Al-Isra’: 81),” pungkasnya.[]AbuGenduk