
Yogyakarta, DIY, (shautululama) — Sabtu, 25 Rajab 1446 H bertepatan dengan 25 Januari 2025 M, para ‘alim ulama, habaib, asatidz dan mubaligh berkumpul di wilayah Bantul dalam acara Multaqo Ulama Aswaja D.I. Yogyakarta. Adapun acara Multaqo Ulama Aswaja D.I. Yogyakarta ini diselenggarakan dengan tajuk “Kado Tahun Baru: PPN 12%, Berkah atau Musibah? Bagaimana dalam Islam?”. Acara ini juga disiarkan live melalui FKU Aswaja Channel.
Dalam kalamnya Ust. Paiman Ahmad Faiz menegaskan pajak merupakan hal yang meresahkan dan dzalim. Adapun Ust. Agus Salim menyebutkan bahwa Indonesia seharusnya mampu mengelola kekayaan alam yang melimpah ruah ini, sehingga tidak perlu lagi memungut pajak dari rakyatnya. Hal ini dikuatkan oleh Ust. Zakaria al-Bantany yang menyebutkan bahwa hukum pajak dalam Islam sudah jelas haram dan tidak ada keraguan atas hal itu. Oleh karenanya kita jangan berharap keberkahan dan kesejahteraan selama pajak ini dijadikan sebagai pendapatan negara, apalagi statusnya sebagai sumber pendapatan utama negara.
Kyai Edi Subroto dalam kalamnya menegaskan bahwa pajak bukan menjadi sumber pemasukan utama dan juga tidak permanen, dan ini secara historis mampu diterapkan dan mensejahterakan masyarakat. Hal ini diterapkan oleh Daulah Khilafah Islamiyyah selama 1300 tahun. Kyai Abdur Rochim Al-Hiwarie menegaskan bahwa ada banyak kemungkaran yang sedang dilaksanakan oleh sistem sekuler-kapitalis dimana salah satunya pajak. Hal ini merupakan kemungkaran yang besar, terlebih lagi kemungkaran ini diterapkan oleh negara yang menyelisihi tatanan Islam. Maka, nasehat ulama harus terus disampaikan termasuk kepada pelaksana di negeri ini, yaitu tentang Khilafah.
Pada puncak acara Kyai Yusuf Mustaqim (Ulama Aswaja Yogyakarta), memimpin pernyataan sikap ulama yang disampaikan dalam beberapa poin penting yaitu :
- Tolak kenaikan PPN 12%;
- Pajak merupakan instrumen sistem kapitalisme yang menyengsarakan rakyat, secara syar’i hukumnya haram;
- Sistem kapitalisme menyebabkan SDA (sumber daya alam) yang menjadi hajat hidup orang banyak dikuasai oleh individu yaitu para kapitalis;
- Selama sistem kapitalisme yang diadopsi dan diterapkan, suatu pemerintahan manapun tidak akan berpihak kepada rakyat;
- Apabila rakyat benar-benar ingin melepaskan diri dari kesengsaraan hidup, maka harus segera membuang sistem kapitalisme;
- Sepanjang perjalanan sejarahnya, Islam merupakan ruh bangsa Indonesia;
- Hanya sistem Khilafah satu-satunya sistem yang benar-benar telah mensejahterakan rakyat;
- Saatnya memenuhi seruan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul Shallallahu alaihi wa Sallam, agar kebahagiaan, ketentraman, kedamaian keamanan, kesejahteraan dan kemakmuran di dunia ini terwujud, serta keselamatan dan kebahagiaan di akhirat dapat dirasakan.
Acara multaqo diakhiri dengan doa yang dipimpin Ust. Nur Bashori al-Hafidz (Khadim Madrasah Diniyah Daarul Hikmah, Gunungkidul). Multaqo Ulama Aswaja Daerah Istimewa Yogyakarta ini kian meneguhkan posisi ulama Aswaja dalam memimpin perubahan hakiki menuju penegakkan Syariah dalam naungan Daulah Khilafah. *[mir]*