Surabaya, (shautululama) —Gaza dan Palestina masih mendapatkan sorotan luas dari dunia. Termasuk ulama, intelektual, dan tokoh dari Jawa Timur. Mereka berkumpul dalam agenda Multaqa’ Ulama Aswaja menyerukan pembebasan Palestina, Ahad (12/5/2024).
Kyai Izzudin mengawali sambutan dengan menyapa tokoh yang hadir. Tampak di antaranya, Dr Faqih Syarif, Kyai Abdul Azis, Dr Hafidz Widodo, Kyai Sepuh Zainullah Muslim, Kyai Suhail, dan Kyai Iffin Masruhan. Guru besar hadir yaitu Prof Ali Mufrodi dan Prof Yusuf Wibisono.
Harapan dari tema “Mengalahkan Zionis Yahudi di Palestina, Seruan Untuk TNI dari Ulama, Intelektual dan Tokoh Jawa Timur!” mampu memberikan solusi. Alhasil genosida yang dilakukan Zionis Yahudi bisa kemduian dihentikan.
“Alhamdulillah ini adalah kesempatan yang luar biasa Nggih karena bertemunya dua latar belakang ng dari para ulama dan para intelektual. Keduanya menggunakan hartanya, waktunya, dan pikirannya untuk mengkaji ayat-ayat Allah,”ucap bangga Kyai Izzudin.
Selain itu untuk memparbaiki diri sendiri dan mengajak yang lain. Walhasil, lanjut kyai Izzudni, dari ulama dan intelektual iniah sousi kedepannya bisa terwujud. Terlebih penyelesaian genosida di Palestina oleh Zionis Yahudi.
Kyai Izzudin juga menyinggung tugas utama para ulama dan intelektual adalah memberikan nasihat. Ketika seseorang berikan nasihat itu sebenarnya seseorang itu memberikan satu masukan agar yang dinasihati ini menjadi baik.
“Poinnya di sana, sehingga ketika para ulama dan intelektual ini memberikan nasihat ini sebagaimana tanggung jawab dari amanah ilmu yang diberikan oleh Allah kepada mereka di masing-masing bidangnya,”tambahnya.
Simpulannya, “Jadi karena ini memberikan nasihat dan itu berarti mengajak kebaikan. Maka tidak mungkin kalau forum seperti ini kemudian dikategorikan forum-forum yang mengajak kepada radikalisme ataupun anarkisme.”
Sementara itu, Dr Faqih Syarif mengingatkan kondisi umat Islam di mana-mana yang masih terhina. Saudara muslim di Palestina masih belum bisa membebaskan diri, padahal ini adalah fardhu kifayah bagi kaum muslimin untuk menolongnya.
“Termasuk fardhu kifayah dalam persoalan Palestina. Ketika Palestina ini belum bisa dibebaskan oleh negeri kaum muslimin yang lainnya, maka kewajiban kifayah ini belum gugur sehingga dosa kifayah masih ada,”ungkapnya.
Lanjutnya, “Maka perlu kita sadari semua dan ingat fardhu kifayah bisa berubah menjadi fardhu ‘ain bagi orang-orang yang negerinya dekat Palestina. Bagi pemimpin kaum muslimin yang hari ini punya pasukan dan tantara, termasuk Indonesia.”
Dr Faqih memaparkan data jumlah pasukan tantara yang dimiliki negeri-negeri muslim. Pertama Turki 650-700 ribu pasukan, kedua Pakistan 650 ribu, dan ketiga Indonesiaa 350 ribu pasukan. Lanjut Mesir, Iran, Arab Saudi, dan Algeria.
“Hari ini umat Islam tidak bisa Bersatu karena tercabik-cabik menjadi 54 negara. Maka kami para ulama dan intelektual menyerukan kepada negeri-negeri kaum muslimin, pemimpin kaum musimin yang memiliki panglima perang dan tentaranya,”tambahnya.
Dr Faqih mengingatkan kembali,” ketika umat Islam Indonesia peduli semacam ini adalah bagian dari agar kita tidak kena dosa kifayah. Kalau kemudian kita diam kita tidak berjuang, tidak melakukan penyadaran, dan kita tidak melakukan dakwah Amar Makruf nahi mungkar, maka kita akan kena dosa kifayah.”
Kemudian, “Dosa kifayahnya baru gugur kalau kita mau berjuang, tapi kewajiban kifayahnya belum gugur. Artinya kalau kewajiban itu belum terlaksana dengan sempurna dosa kifayahnya masih ada. Kalau orang yang hanya diam berpangku tangan bahkan kalau memusuhi ulama dan para intelektual Islam yang menyadarkan umat maka bukan hanya berdosa kifayah tetapi dilaknat oleh Allah.”tuturnya.
Agenda ini menjadi forum pencerdasan umat yang luar biasa. Tujuannya mendorong pemilik kekuasaan untuk membantu membebaskan Palestian. Untuk umat agar memiliki kesadaran yang sama dalam rangka perjuangan izzul Islam wal Muslimin.[hn]