Samarinda, (shautululama) – Ahad (25/8), puluhan ulama se kota Samarinda menghadiri kegiatan Multaqo Ulama, bertempat di PPAI Bina Umat, dengan tema *“Penyegaran makna kemerdekaan kita: Dari Seremoni menuju Kemerdekaan Hakiki, Merdeka dari Penjajahan Demokrasi-Kapitalisme dan Komunisme”*
Kegiatan Multaqo Ulama tersebut dibuka oleh Ustadz Muhammad Hamsan, S.Pd, M.Sos selaku shahibul hajat, menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh alim ulama yang hadir pada kegiatan Multaqo Ulama tersebut.
Kyai Mashudi selaku pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren As-Salafy PPAI Bina Umat menyampaikan bahwa sejatinya bahwa negeri ini belumlah merdeka, walaupun sudah 79 tahun selalu memperingati kemerdekaan.
“Alhamdulillah kita dilahirkan di negeri ini telah dalam keadaan merdeka, yakni dalam arti merdeka secara fisik. Namun kita belum memiliki kebebasan sebagaimana yang disyariatkan oleh Nabi Muhammad saw.” Ucap beliau
“Saat tarik tambang, kita merasakan tarik tambangnya, namun “tambangnya” sendiri dimiliki oleh Asing” tambah beliau
“Secara hakiki kita belumlah merdeka, karena kita bisa melaksanakan syariat sebagaimana yang disyariatkan oleh Nabi muhammad saw” tambah beliau lagi.
Beliau juga mengingatkan agar umat ini senantiasa dekat dengan Al Quran, dengan hukum Allah, jika tidak maka akan mudah dikalahkan oleh Barat.
“Apabila orang Islam itu jauh dari Al Quran, dari hukum Islam maka mudah untuk dikalahkan oleh Barat” ucap beliau lagi.
Ustadz Hudzaifah selaku da’i kota Samarinda mengingatkan para peserta bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik.
“Nabi Muhammad adalah nabi terbaik, dan Umat terbaik adalah umatnya Nabi Muhammad saw” ucap beliau
“Membuat hukum selain dengan hukum Allah maka dihukumi dosa besar” Tambah beliau.
Adapun K.H Natsir Kadrie, BA menjelaskan soal hakikat demokrasi. “Demokrasi bukan berbicara kualitas namun berbicara kuantitas” kata beliau.
“Demokrasi bukan berbicara soal benar, namun yang penting menang” tambah beliau.
Da’i muda kota Samarinda, ustadz Luthfi Faisal Fakhri, S.Ag menambahkan fakta bahwa negeri ini memang belum benar-benar merdeka.
“Hutang ribawi masih menggunung, pekerja asing masih banyak berdatangan di negeri ini, namun pengangguran di negeri ini belum turun, maka kita belumlah merdeka” ucap beliau.
“Islam itu hadir tidak hanya untuk mengurusi ibadah ritual semata, namun ia adalah ideologi yang berasal dari Allah SWT untuk mengurusi seluruh dimensi kehidupan manusia” tambah beliau.
“Jika seluruh dimensi kehidupan kita belum diatur dengan syariat Islam maka kita belumlah merdeka, karena masih berada dalam kungkungan kapitalisme” tambahnya lagi.
“Kalau umat ini umat yang terbaik, maka umat inilah yang memimpin, yang tidak diam saat melihat kemungkaran” ucap Ustadz Muliadi.
“Kalau syariat atau hukum-hukum Islam itu tidak dijalankan maka tidak akan terwujud yang namanya Islam yang rahmatan lil ‘alamin” Jelas pembina Majelis Fikrul Islam tersebut.
Beliau juga mengajak para peserta Multaqo agar bisa berperan dalam agenda dakwah untuk mengajak manusia bisa menyembah benar-benar hanya kepada Allah SWT.
“Kita harus mengambil peran untuk mengalihkan manusia dari penghambaan kepada sesama manusia, beralih menjadi penghambaan hanya kepada Allah SWT semata” ajak beliau.
Kegiatan Multaqo Ulama tersebut diakhiri dengan photo dan makan bersama.[]AV