Khilafah Ajaran AswajaKhilafah Bisyaroh RasulullahKhilafah Janji AllahMultaqa Ulama Aswaja Manhaji

Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo Jatim, Negeri Ini dan Negeri Muslim Lain Masih Jauh Dari Kata Merdeka

Probolinggo, Jatim (shautululama) – Di tengah suasana Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-79, Direktur Rumah Inspirasi Perubahan Probolinggo Ustadz Indra Fakhruddin mengungkapkan bahwa jika dilihat dalam perspektif Islam, maka Negeri ini dan Negeri muslim lainnya masih berada jauh dari kata merdeka.

“Dalam perspektif Islam kalau kita lihat kondisi Negeri ini dan juga Negeri kaum muslimin lainnya ternyata masih jauh dari kata merdeka,” ungkapnya dalam Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo: Penyegaran Makna Kemerdekaan Kita: Dari Seremoni Menuju Kemerdekaan Hakiki, Selasa (13/8/2024) di kanal Youtube NgajiProID.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa secara de jure memang merdeka tidak ada negara-negara imperialisme datang menjajah melakukan aktivitas invasi militer, tetapi yang dikatakan merdeka adalah kuncinya berada dalam kedaulatan. Maka, secara de facto sangat jelas penjajahan itu masih dirasakan setiap hari dan 57 negeri Muslim yang lainnya masih dalam kondisi terjajah.

“Umat Islam ini bisa dikatakan merdeka kata kuncinya, kalau kita kasih garis bawahi adalah ketika umat ini, betul-betul menjunjung tinggi di pundaknya kedaulatan Allah Subhanahu wa taala itu artinya ketika penghambaan hanya kepada Allah subhanahu wa taala itu termanifestasikan ketika kedaulatan betul-betul di tangan Allah subhanahu wa taala dengan wujud kita menerapkan aturan-aturan Allah subhanahu wa taala dan benar-benar keamanan itu berada di tangan kaum muslimin,” jelasnya.

Lalu ia mencontohkan bagaimana awal kemerdekaan umat Islam terjadi pada masa Rasulullah SAW. “Kita baru saja meninggalkan bulan haram yaitu bulan Muharram, ada peristiwa besar di situ kita lihat bagaimana kita bisa mengambil Ibrah, yang saya kira sangat luar biasa harus kita ambil dan tidak boleh kita lupakan bahwa peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam dari Makkah ke Madinah dengan ditandai berdirinya Daulah Islam yang pertama ini adalah kemerdekaan pertama umat Islam ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam selesai berhijrah,”ungkapnya.

Kemudian ia menambahkan keadaan kemerdekaan yang hakiki pada zaman Rasulullah SAW. “Di situlah peradaban Islam betul-betul terwujud, Daulah Islam betul-betul terwujud, kedaulatan Allah betul-betul terwujud, kehidupan kaum muslimin berubah, kepemimpinan kaum muslimin ada, sehingga betul-betul keamanan secara totalitas ada pada kaum muslimin. Ini adalah kondisi ideal yang seharusnya ada di tengah-tengah umat dan kita seharusnya terus memelihara spirit hijrah ini sebagai momentum untuk kita dalam mewujudkan satu kemerdekaan yang hakiki,” lanjutnya.

Maka ia memberikan cara bagaimana kemerdekaan yang hakiki ini bisa diterapkan oleh kita. “Ada lima langkah yang harus ditempuh khususnya dan ini harus dipahami oleh para ulama supaya kita mampu meraih kemerdekaan yang hakiki. Pertama adalah harus terbentuk harus ada upaya sungguh-sungguh, khususnya dari para ulama untuk membentuk kesadaran pada umat berkaitan dengan realita fakta yang buruk, di mana sekarang ini telah terjadi kefasadan. Kedua adalah mengarahkan kesadaran umat ini pada realita ideal yang ingin diwujudkan tatanan ideal, yang bagaimanapun harus tergambarkan secara jelas. Ketiga harus ada metode memahami kesadaran, metode perubahan yang hakiki yang harus ditempuh supaya kemerdekaan dan perubahan yang hakiki tadi bisa ditempuh. Keempat adalah adanya partai politik Islam ideologis yang teguh memperjuangkan perubahan atau kemerdekaan hakiki tersebut. Kelima harus ada dukungan atau ahlul nusrah atau ahlul quwwah di tengah-tengah umat,” pungkasnya. [] Muhriz

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button