Jember, Jatim (shautululama) – Multaqo Ulama Aswaja Kabupaten Jember telah digelar di Jember, pada bulan Juni 2024 lalu, dengan mengangkat tema “Tapera Serta Kurikulum Cabul & Kekerasan, Bukti Nyata Kedzaliman & Penghancuran Moral Ala Demokrasi”, acara Multaqo ini dimulai dengan sambutan Shohibul Hajah yakni Ustadz Abdurrahman Shaleh, M.M, yang menyampaikan latar belakang acara Multaqo Ulama ini digelar.
Ustadz Abdurrahman Shaleh, M.M memaparkan bahwa rezim saat ini adalah rezim kapitalistik demokrasi yang sekuler. Menurutnya, wajar jika kebijakannya jadi zhalim dan menghancurkan moral rakyat Indonesia.
Acara berlanjut dengan seruan Ulama muda, Ustadz Latief Usman, yang menyampaikan soal kurikulum pendidikan yang cabul dan kekerasan yang mengancam generasi.
“Sudah begitu banyak fitnah dan keburukan, ditambah lagi dengan kurikulum yang bahan rujukannya hal-hal yang berbau cabul dan kekerasan. Kemaksiatan dilegalkan dengan kurikulum” seru Ustadz Latief Usman.
Pembicara kedua, Ustadz Fachruddin menyampaikan soal peraturan Tapera yang menurutnya merampok rakyat.
“Selama ini masyarakat sudah mengalami beban yang cukup berat, diantaranya kenaikan harga, kenaikan tarif-tarif, pajak. Kalau ditambah dengan Tapera ini menambah beban masyarakat ” terang Ustadz Fachruddin
Kyai Rofi’udin, sebagai pembicara ketiga, menerangkan soal sengsaranya hidup di dunia dan akherat dalam demokrasi.
“Jika kita tidak menjadikan Islam sebagai peraturan hidup, maka mengakibatkan keburukan-keburukan yang menyebabkan kita sengsara di dunia dan setelah kehidupan dunia” kata Kyai Rofi’udin
Pembicara selanjutnya, Kyai Drs. Muhammad Mashuri secara panjang lebar menyampaikan ideologi kapitalis, yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa saja sesuai dengan keinginan hawa nafsunya.
“Idelogi kapitalis menggiring manusia untuk memenuhi tuntutan hawa nafsunya, bebas melakukan apa saja yang penting senang” tegas Kyai Drs. Muhammad Mashuri
Ustadz Amir Abdullah sebagai pembicara terakhir, menyampaikan tentang peradaban Islam menjadi mercusuar hanya dengan Khilafah.
“Dalam sistem Khilafah tidak ada celah untuk memasukkan hawa nafsu seperti dalam sistem Demokrasi. Dengan sistem Khilafah akan menjadikan baik orang beriman maupun yang tidak beriman mereka akan merasakan kebaikan” ungkap Ustadz Amir Abdullah
Setelah para pembicara menyampaikan seruannya, Ustadz Abdurrahman Shaleh, M.M membacakan pernyataan sikap, diantara isinya adalah seruan pemerintah agar menjalankan peran sebagai ra’in atau pananggung jawab meringankan beban rakyat melalui kebijakan yang bersifat pelayanan yang menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok seluruh rakyat, dan haram hukumnya bagi pemerintah membuat kebijakan yang memberatkan rakyat.
Acara Multaqo Ulama Kabupaten Jember ini diakhiri dengan lantunan do’a oleh Ustadz Kholili Hasyim. [#Ab]