
Banua Enam, Kalsel (shautululama) – Sejumlah Ulama dan tokoh masyarakat se-Banua Enam (Rantau, Kandangan, Barabai, Amuntai, Tabalong dan Balangan) Kalimantan Selatan berkumpul dalam acara Multaqo Ulama se-Banua Enam pada hari Rabu, 29 Januari 2025 bertepatan 29 Rajab 1446 H.
Multaqo Ulama Aswaja tersebut bertempat di Majelis Zikir dan Ta’lim Ihya Ulumiddin Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dengan tema “Demokrasi Sekarat, Kenaikan Pajak, Pagar Laut dan Genosida Rakyat Palestina Terus Berlangsung”.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Guru KH. Abdul Syukur selaku Sahibul Bait sekaligus pimpinan Majelis Zikir dan Ta’lim Ihya Ulumiddin. Beliau sangat senang dan merasa terhormat acara Multaqo Ulama aswaja ini dilaksanakan di tempat beliau.
Selanjutnya sambutan dari Sahibul Hajat oleh Guru Hamdani Darussalam. Beliau menyampaikan tujuan dari pelaksanaan acara ini adalah bentuk Muhasabah Lil Hukkam. Melihat berbagai kemungkaan yang ada saat ini, para ulama tidak boleh tinggal diam, jangan seperti “setan bisu” membiarkan berbagai kemungkaran dan kezholiman yang terjadi.
Sejumlah ulama perwakilan dari Banua Enam menyampaikan nasehatnya.
Kalimah minal Ulama yang pertama disampaikan oleh Ustadz Gusti Orin dari Kota Tanjung, beliau memaparkan perbandingan sumber pemasukan negara di dalam Khilafah dan negara kapitalis. Beliau tegaskan bahwa kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan rusak. Dalam kapitalisme sumber pendapatan utama negara adalah pajak, sedangkan di dalam sistem Khilafah Islam tidak mengandalkan pajak tegasnya. Ada fa’i, kharaj, jizyah dll. Dan yang terpenting, dalam Islam kekayaan alam benar-benar dikelola negara untuk kesejahteraan rakyat, karena sumber daya alam ini terkategori milkiyatul ‘ammah (kepemilikan umum).
Turut hadir memberikan kalimah minal ulama adalah Guru Dianor perwakilan ulama aswaja dari Kelua, dengan logat yang khas, beliau menyatakan “jika SDA Indonesia dikelola dengan baik maka seharusnya pajak itu tidak naik bahkan tidak perlu ada pajak”. Dan diakhir beliau menegaskan bahwa “sebuah sistem yang rusak tidak mungkin melahirkan pemimpin yang bijak, pemimpin yang bijak dilahirkan dari sistem yang baik, sistem yang baik itu dinamakan Khilafah” tegasnya.
Ustadz Ali Rahman, ulama kota Barabai memaparkan tentang zakat itu berkah sedangkan pajak itu menyengsarakan rakyat. “Zakat itu diambil dari orang kaya dan diberikan kepada fakir miskin, sedangkan pajak diambil dari siapapun termasuk fakir miskin dan diberikan (dinikmati) oleh orang kaya” tegas beliau.
Ustadz Untung Rusiman, juga dari Barabai, menyoroti kasus pagar laut. Fakta ini menunjukkan bahwa negara tunduk kepada oligarki. Beliau menyampaikan bahwa kenaikan pajak PPN 12% dan kasus “pagar laut” adalah zholim ! dengan nada tinggi berapi-api.
“Dosa pajak itu lebih besar dari dosa zina” hal ini ditegaskan oleh Ustadz Kamaluddin Al Kufi dari kota Rantau. Semua kerusakan yang terjadi saat ini, baik di darat maupun di lautan, disebabkan oleh tangan manusia, mereka membuat UU dengan meninggalkan aturan dari Allah SWT. Kuncinya adalah manusia harus kembali kepada syariat Allah SWT tegasnya.
Ustadz Muhammad Zainuri (juga dari Rantau) turut menjelaskan bagaimana sesungguhnya penguasa di dalam Islam. Jika seorang pemimpin berpegang teguh kepada Al Quran dan As Sunnah maka tidak akan tersesat selama-lamanya.
Guru KH. Luthfi Hidayat (dari kota Rantau) memberikan nasehatnya agar umat berupaya mengangkat penguasa yang menyejahterakan rakyat, peduli kepada umat Islam dan membela rakyat Gaza Palestina. Beliau menegaskan pemimpin yang demikian ada 2 syarat . Pertama memiliki sosok jujur, adil, dan amanah. Kedua, pemimpin tersebut menggunakan sistem yang betul-betul menjamin kesejahteraan, yakni sistem Islam.
Di akhir acara para ulama menyampaikan Pernyataan Sikapnya yang bacakan oleh ustadz Muhammad Sumagianto. Beberapa poin yang disampaikan adalah: Menolak kenaikan PPN 12%; usut tuntas kasus pagar laut, bahwa pajak dan pagar laut merupakan konsekuensi dari diterapkannya sistem kapitalisme, dan secara syar’i hukumnya haram; mendesak penguasa di negeri-negeri Islam untuk mengirimkan tentara untuk membebaskan Palestina dengan jihad, karena solusi tuntas atas masalah Palestina adalah hanya dengan jihad dan tegaknya Kembali Khilafah; Hanya sistem Khilafah satu-satunya sistem yang benar-benar bisa menyejahterakan rakyat.
Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh Guru Saidani al Hafiz dari kota Kandangan [].