Surabaya, (shautululama) – Ust. Anwar Jabir (MT. Khoiru Umah) menyampaikan, “Kita merenungkan kembali apakah kita benar-benar sudah merdeka atau belum?
Beliau berkisah tentang seorang Panglima Islam yang gagah perkasa dan pemberani.
“Ada seorang utusan pasukan kaum muslimin yang di pimpin Saad bin abi Waqqash yaitu Rib’iy bin Amir Ats-Tsaqafi menghadap Panglima Rustam”, ungkap beliau mengawali kisahnya.
Panglima bertanya dengan nada ketus, “Apa yang membuatmu datang ke sini?”
“Allah telah mengutus kami untuk mengeluarkan siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan diri kepada sesama manusia agar mereka menghambakan diri hanya kepada Rabb manusia. Dia mengeluarkan mereka dari dunia yang sempit menuju akhirat yang luas, dan mengeluarkan mereka dari kezaliman agama-agama yang ada kepada keadilan Islam,” jawab Rib’iy lugas.
Sesungguhnya kemerdekaan itu adalah ketika seorang hamba, yakni manusia bisa dengan leluasa beribadah kepada Allah SWT, baik ibadah mahdhoh dan ibadah ghairu mahdhah (amalan yang menyangkut hubungan dengan dirinya dan dengan sesama manusia.
Maka pesan yang disampaikan oleh Rib’iy itu sangat jelas bahwa Islam disampaikan kepada kita untuk didakwahkan kembali.
Kisah ini terjadi di saat Islam tegak di bawah naungan khilafah, yaitu thariqahnya dengan dakwah dan jihad. Dimulai menyeru masuk Islam, atau di bawah naungan Islam jika menolak maka jihad, memerangi mereka sampai tunduk.
Namun di saat Islam belum tegak seperti sekarang, maka langkah awalnya yaitu mendakwahkan Islam, mengedukasi umat dengan pemikiran Islam seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW fase mekah. Melalui tahapan-tahapan dakwah sehingga Islam diterima di tengah-tengah masyarakat, lalu menerapkan Islam secara kaffah dalam bingkai khilafah. “Inilah cara untuk meraih kemerdekaan hakiki”, pungkasnya