
Surabaya, (shautululama) – Kerusakan multi dimensi yang terjadi di negeri ini karena meninggalkan hukum SWT. Penguasa melakukan kesewenang-wenangan, berbuat dholim, memutuskan kebijakan dengan hawa nafsunya, semua itu terjadi dalam sistem demokrasi.
Meski telah bergonta-ganti pemimpin namun sistem yang dipakai tetap sistem yang rusak, maka tidak mampu melakukan perubahan, selain hanya ganti orang. Namun, hal belum banyak yang menyadari bahwa sumber dari semua kerusakan tadi adalah sistem demokrasi. Harusnya ganti sistem, ganti orang.
Oleh karena itu, Para Ulama, Kyai, Asatidz dan Mubaligh Surabaya berkumpul mengadakan Multaqa Ulama Aswaja Surabaya, Ahad, 8 September 2024, dengan tema “Komunisme dan Demokrasi Rusak Parah, Mengikuti Partai Oportunis ataukah Jamaah Ulama? Saatnya Menuju Islam Kaffah Dan Khilafah”.
Agenda ini untuk memberikan pemahaman dan penyadaran pada umat atas kerusakan sistem demokrasi dan kembali pada sistem Islam.
Acara dipandu oleh Ust. Rahmat Sunarto (Da’i Surabaya), dengan tenang dan bersahaja beliau memandu jalannya acara.
Acara diawali dengan Pembacaan ayat Suci Al Qur’an oleh Ust. Muwafiquddin. Dilanjutkan sambutan Shohibul Bait oleh Ust. Rofi’uddin. Lalu sambutan Shohibul Hajah disampaikan oleh Kyai Fatahillah Thohir (Majelis Ta’lim Al Fatih).
Beliau menyampaikan bahwa Multaqo Ulama Surabaya ini bertujuan memberikan solusi yang tepat untuk menyelesaikan problem yang begitu komplek. Yaitu sebuah jalan perubahan yang tepat sesuai yang diperintahkan Allah SWT dan Rasul Nya.
Sesi selanjutnya, kalimah minal ulama disampaikan oleh Ustadz, Ulama dan Kyai Pengasuh majelis taklim secara bergantian. Diantaranya Kalimah minal Ulama diawali oleh Ust. Rosyidin (MT. Marhamah), dilanjutkan oleh Ust. Latifuddin (MT. Al Bayan), Ust Muhammad Sugiono (Koordinator Durusul Masajid), Ust. Rosyid Muhammad (MT. Anwarul Iman), Kyai Zamroni, Kyai Abah Kholiq (GUIB)
Acara selanjutnya pembacaan hasil kajian Ulama Aswaja Surabaya yang dibacakan Kyai Zamroni. Acara di akhiri dengan pembacaan do’a oleh Kyai Abah Kholiq (GUIB)