Khilafah Ajaran AswajaKhilafah Bisyaroh RasulullahKhilafah Janji AllahMultaqa Ulama Aswaja Manhaji

Multaqa Ulama Aswaja Se Nusantara, Umat Rindu Pemimpin Amanah

Jakarta, (shautululama) — Ulama Aswaja Se-Nusantara merespon kehadiran pemimpin baru Indonesia. Sabtu, (19/10/2024) Multaqa Ulama digelar dengan tema “Menyongsong Indonesia Baru, Buang Komunisme Tinggalkan Demokrasi Saatnya Hadir Pemimpin Amanah”.

Para ulama Aswaja dari seluruh penjuru Nusantara, sebagai bentuk ihtimam bi amril muslimin (peduli dengan urusan kaum muslimin), pergantian pemimpin di negeri hanya akan melahirkan rezim baru yang tidak jauh berbeda dengan rezim sebelum jika perspektif dalam menggelola negeri ini masih berorientasi pada sistem lama demokrasi kapitalisme sekuler.

Kyai Khusairi Sulaiman, selaku sohibul bait menegaskan kerindunan pemimpin yang dilantik itu amanah.

“Pemipin sebagaimana teladan kita, Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin. Sebagaimana Umar bin Abdul Aziz yang bukan hanya ketakwaannya, tapi begitu perhatian dan tanggung jawab terhadap rakyatnya. Hidup dalam kesejahteraan itu harapan kita,”ungkapnya di awal.

Kyai Khairi pun menanyakan, “apakah pemimpin yang dilantik dan memenuhi harapan kita? Kita sudah bisa menjawab, jadi dari hampir 40 menteri itu 16 dari menteri yang lama.”

Ini artinya rezim sekarang meneruskan rezim sebelumnya. Harapan pun jauh panggang daripada api. “Kiprah ulama, ajengan, dan kiyai untuk terus mengingatkan kepada umat. lebih-lebih kalau kita lihat sebenarnya peran umat Islam terhadap Indonesia sangat besar!”

Kyai Khairi pun mengungkapkan jika kesultanan di Indonesia menjadi penanda sejarah. Termasuk catatan sejarah mulai abad ke-12 para Kesultanan ini sudah berhubungan dengan kekhilafahan Turki Utsmani.

“Bahkan dalam Kongres Umat Islam keenam Sri Sultan Hamengku Buwono itu menyatakan Kesultanan Mataram itu berada langsung di bawa kekhilafahan Turki Utsmani. Bentuknya diberi bendera dan itu sampai sekarang disimpan di Kesultanan Yogyakarta,”terangnya.

Lanjutnya, “Ini menandakan bahwa peran kaum muslimin itu begitu besar di Indonesia. Aneh kemudian kalau sekarang ini kita kaum muslimin ini menjadi musuh. Seolah-olah menjadi sesuatu yang penghamba di negeri ini. Padahal sebenarnya pemilik negeri ini adalah kaum muslimin.”

Pesannya kepada ulama yang hadir untuk mengingatkan umat jika rezim sebelumnya lebih condong ke Cina dan kapitalis Amerika. Tentu tidak bisa berharap lahir pemimpin dari sistem ini. Untuk melahirkan pemimpin amanah yang baik maka lahir dari sistem Islam yang sempurna dan paripurna.

“Karena itulah urgensitas kita kumpul menyuarakan dan mengajak umat. Kalau ingin pemimpin yang baik harus sistem yang baik. Kita wujudkan sistem yang baik yaitu khilafah ala minhaji nubuwwah,”pungkasnya.

Acara ini dihadiri juga oleh KH Rokhmat S. Labib, Alhafidz KH Ali Bayanullah, Abah Narko Abu Fikri, KH Ahmad Faiz, Kyai M. Hamsan, Kyai Mahyuddin, KH Ali Syafi’udin, Kyai M Sardi Aras, Kyai Hudhoril Yaum, KH Thoha Cholili, KH Dr Cucut Mahmudi, Kyai Aa Syamri, Kyai Usman Kamaludin, Kyai Arim Nasim, Kyai Mahmud Jamhur, Kyai Ihsan Abadi, KH Yasin Muthohar, Buya Azwir Ibnu Aziz, Tuan Guru Luthfi, Kyai Bustomi, dan ulama lainnya.[hn]

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button