Multaqa Ulama Aswaja ManhajiKhilafah Ajaran AswajaKhilafah Bisyaroh RasulullahKhilafah Janji Allah

Multaqa Ulama Aswaja Probolinggo Jatim Tapera adalah Kedzaliman

Probolinggo, Jatim (shautululama) – Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolingggo Jawa Timur Indonesia menyikapi adanya upaya oknum untuk merusak generasi penerus bangsa melalui penyusupan materi-materi yang bersifat amoral, asusila, pornografi dan pornoaksi, serta unsur-unsur kekerasan ke dalam kurikulum pelajaran, sebagaimana yang diberitakan di berbagai media.

“Kami para Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo Jawa Timur mengadakan multaqa untuk mengkaji solusinya dan menyampaikan hasil kajian,” ujar Pembacaan hasil kajian Ustadz Efendy dalam acara Live streaming Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo: Tapera Serta Kurikulum Cabul Dan Kekerasan, Bukti Nyata Kedzaliman Dan Penghancuran Moral Ala Demokrasi, Selasa (02/07/2024), di kanal YouTube NgajiproID.

Pertama, ia menyampaikan bahwa Pemerintah wajib menjalankan fungsinya sebagai perisai, yang memberikan perlindungan kepada rakyatnya dari berbagai keburukan, diantaranya mengembalikan kebijakan di bidang pendidikan.

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (Muttafaq ’Alaih),” jelasnya.

Kedua, bahwa wajib hukumnya bagi pemerintah menjalankan peran sebagai ra’in atau pananggung jawab meringankan beban rakyat melalui kebijakan yang bersifat pelayanan yang menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok seluruh rakyat.

“Haram hukumnya bagi pemerintah membuat kebijakan yang memberatkan rakyat, Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda:
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Ketahuilah Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang di pimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya…” (HR. Al-Bukhari),” ungkapnya.

Ia melanjutkan, ketiga, Rakyat Indonesia harus menyadari bahwa sistem demokrasi adalah sistem yang rusak dan berbahaya. Keempat, Rakyat Indonesia harus menyadari bahwa Khilafah adalah satu-satunya sistem yang baik dan benar; diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, komprehensif (kaffah), implementatif, kompatibel, solutif.

“Sistem demokrasi selama ini telah terbukti adanya agenda-agenda penjajah, seperti penguasaan pemerintahan, perampokan SDA (sumber daya alam), pembodohan masyarakat, merusak generasi,” ujarnya.

Kelima, Rakyat Indonesia harus menyadari bahwa Indonesia butuh perubahan, yakni perubahan dari sistem demokrasi menuju sistem Islam, yaitu Khilafah Islamiyyah. Lanjutnya, keenam, bahwa menegakkan Khilafah Islamiyyah itu merupakan kewajiban syar’i sekaligus merupakan janji ilahi yang pasti akan terjadi.

Sedangkan ketujuh, ia membacakan bahwa perjuangan menegakkan Khilafah Islamiyyah meniscayakan adanya jamaah atau partai politik, serta meniscayakan rakyat bergabung dengan jamaah atau partai politik tersebut.

“Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung. ” (QS. Ali Imran : 104),” pungkasnya.[]AbuGenduk

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button