Khilafah Ajaran AswajaKhilafah Bisyaroh RasulullahKhilafah Janji AllahMultaqa Ulama Aswaja Manhaji

Multaqa Ulama Aswaja Pasuruan Jatim, Masif dan Terstrukturnya Korupsi Bukti Kegagalan Demokrasi

Pasuruan, Jatim (shautululama) – Ulama Aswaja sekaligus Pengasuh MT. AT Taqwa Pandaan, Ustaz Nur Hidayat mengungkapkan bahwa korupsi di Indonesia sangat tinggi. “Indeks persepsi korupsi atau Corruption Reception Index atau CPI telah menilai negara paling korup di dunia menurut CPI,“ begitu tuturnya. Terbukti dari data CPI pada tahun 2023, Indonesia memiliki skor 34 dibanding rata-rata global di angka 43.

Pada 10 tahun terakhir ini, sedikitnya 5 pejabat pada era Jokowi terjerat kasus korupsi. Ada pula kasus pelanggaran etika oleh ketua MK dan kasus asusila oleh ketua KPU. Selain itu banyak lahir UU dan berbagai peraturan yang mengkhianati amanat rakyat, seperti Perpu Ormas, UU cipta kerja, UU IKN dan revisi UU KPK. Sebelumnya juga ada UU Migas, UU Minerba dsb, yang jelas semua itu lebih untuk kepentingan Penguasa, Oligarki, Pemilik modal, namun bukan untuk rakyat kebanyakan.

Ada 3 faktor penyebab pejabat negara melakukan korupsi, yang pertama faktor individu dengan gaya hidup hedonis. Kedua, sanksi hukuman yang tidak memberikan efek jera, apalagi setelah adanya revisi UU KPK. Ketiga, sistem demokrasi kapitalisme yang merupakan sumber utama dari permasalahan, terutama korupsi. Bahkan beliau menyebutnya, “Ummul jaroim, yaitu induk dari berbagai permasalahan.” Karena dalam sistem demokrasi melalui pemilu, biayanya tidak sedikit. Maka ketika menjabat, dalam benak mereka adalah bagaimana mengembalikan modal. Dan pemilih pun juga tidak memilih para pejabat tersebut berdasarkan kriteria kemampuan dalam menjalankan amanat. Tapi lebih karena kriteria yang lain misalnya, rekan kerja, tim sukses dsb. “Maka, inilah sistem demokrasi yang melahirkan para pejabat korup dan melahirkan pejabat yang senantiasa mengumbar kekayaan,” begitu tegasnya.

“Berbeda dengan sistem islam yang individu-individu pejabatnya memiliki ketakwaan yang luar biasa” begitu ungkap Pengasuh MT. AT Taqwa. Beliau juga mencontohkan bahwa Rasulullah SAW adalah seorang kepala negara. Namun dalam kehidupan pribadinya, tidurnya hanya beralaskan daun kurma dan menolak ketika ditawari kasur empuk. Selain itu, Khalifah Umar bin Abdul azis pun ketika beliau berkuasa, kemakmuran merata, sampai rakyatnya tidak mau menerima zakat.

Inilah potret dari pemimpin-pemimpin Islam yang dibingkai dalam sistem Islam dengan penanganan korupsi yang sangat tegas. Oleh karena itu, kita sebagai umat islam harusnya memilih sistem yang benar, yaitu sistem islam untuk menyelesaikan korupsi di negeri ini. Karena sistem yang diterapkan saat ini jelas-jelas membuka ruang bagi koruptor untuk merampok dan merugikan negara, hingga merugikan banyak rakyat.

Maka harus kita akhiri sistem ini dan beralih ke sistem islam yang menjadikan individu-individu pemimpinnya adalah para individu beriman dan bertaqwa sehingga keberlangsungan negara akan terjamin dan diridhoi oleh Allah SWT.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button