
Jakarta, (shautululama) – Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah telah terlaksana pada Ahad (29/09/2024), Multaqo Ulama Aswaja Nusantara yang membahas tema, “Menatap Masa Depan Negeri Kita, Pelajaran Peristiwa G30S PKI dan Carut Marut di Bawah Sistem Demokrasi”.
Diikuti para ulama dari seluruh wilayah Indonesia, ada yang mengikuti secara langsung (offline) ada juga mengikuti secara daring (online). Antusiasme peserta sangat luar biasa untuk mengikuti multaqo dengan tema yang sangat relevan saat ini.
Salah satu delegasi dari Jawa Timur adalah KH. Laode Heru Elyasa. Ulama Aswaja Jawa Timur ini, terkait dengan peristiwa pemberontakan G30S PKI menegaskan sebagai seorang ulama tentu bukan dalam rangka untuk menyesal dan meratap, tetapi tentu kita harus pandai untuk menarik pelajaran. Berikutnya adalah kita juga akan mampu menatap ke depan membawa negeri ini kepada keadaan yang lebih baik.
Lanjutnya, “Sampai dengan saat ini itu sekitar ada 120 juta orang yang menjadi korban keganasan daripada ideologi (komunisme) . Mereka melakukaneta melakukan pemberontakan dan mereka berhasil menendirikan 28 negara dengan ideologi komunis.”
“Apakah kemudian komunis akan berhenti gerakan-gerakan untuk mengkomuniskan Indonesia ini akan berhenti? Kita bisa melihat pernyataan daripada Dr Abdurahman, mantan anggota DPR RI mengatakan ada 180 orang di DPR itu adalah keturunan. Artinya sepertiga dari jumlah anggota legislatif itu adalah dari keturunan PKI,”terangnya.
“Saat ini PKI atau komunis itu tersembunyi di balik demokrasi. Demokrasi itu sama berbahayanya dengan komunis. Maka tidak ada lain kecuali kita kemudian berkumpul berjamaah untuk untuk menolak bahaya kekufuran. Kemudian berorganisir untuk memperjuangkan Islam,”serunya.
Acara ini dihadiri kalangan ulama, masyayikh, dan habaib untuk mengokohkan perjuangan Islam kaffah dalam bingkai khilafah.[hn]