Jakarta, (Shautululama) —Umat Islam tidak boleh lupa. Peristiwa kelam dalam sejarah atas ideologi komunisme yang batil dan merusak. G30S PKI menjadi pelajaran bagi negeri ini. Karenanya, Ulama Aswaja Nasional berkumpul dalam satu waktu pada Ahad (29/09/2024).
Multaqa Ulama Aswaja Nasional menjadi peneguh dan komitmen untuk membersamai umat. Tema menarik diangkat “Menatap Masa Depan Negeri Kita, Pelajaran Peristiwa G30S PKI dan Carut Marut di Bawah Sistem Demokrasi”. KH Chusairi Sulaeman, shohibul hajjah, membuka acara yang dihadiri ulama Aswaja seluruh Indonesia.
“Terdapat tiga momen yang bersamaan. 30 September diperingati dengan peristiwa pemberontakan G30 S PKI. Bulan ini juga masih Rabiul Awal yang berkaitan dengan Maulid Nabi. Nanti 20 Oktober ada pelantikan presiden baru,”ungkapnya di awal pembukaan.
“30 September, lanjutnya, kita ini diingatkan oleh satu peristiwa yang menorehkan luka yang luar biasa yaitu pemberontakan oleh PKI. Korban terbesar dari pengkhianatan mereka adalah kaum muslimin, para Kiai, para ulama, dan santri.
Kiyai Chusairi juga menyampaikan PKI telah melakukan upaya makar kudeta tiga kali. Kalau di dalam sejarah Nusantara dan Indonesia. Tahun 1927. 1948 di Madiun, tahun 1965 yang dipimpin oleh DN. Aidit. Peristiwa ini mengakibatkan trauma kolektif berkepanjangan bagi umat Islam. Sebab umat islamlah yang menjadi sasaran dan kekejaman kebutalan mereka (PKI) .
“Kita tahu saat ini ada upaya-upaya untuk menghidupkan lagi ideologi komunis ini terutama di Indonesia ya. Maka ulama sebagai bagian dari kaum muslimin, bahkan sebagai uyunul Umah wajib mencegah hal ini,”serunya.
Seperti diketahui komunisme ini merupakan bagian dari kemusyrikan. Sedangkan permusuhan terhadap umat Islam yang paling keras adalah dari orang-orang musyrik, selain dari orang-orang Yahudi.
“Umat Islam harus waspada bangkit kembalinya komunisme ini. Komunisme sosialisme adalah ideologi buatan manusia yang telah terbukti betapa besar madlarat dan mafsadat dari ideologi ini. Kebiadapan kebrutalan komunis sudah terbukti bahkan menyebab kerusakan dan penderitaan,” bebernya.
Kyai Chusairi juga menyinggung ideologi selain komunisme, yakni kapitalisme. Penjelasannya kapitalisme terdiri dari sekularisme, liberalism, dan demokrasi.
“Ideologi inilah yang sekarang sedang menguasai dunia termasuk di Indonesia. Kapitalisme ini merupakan ideologi yang rusak dan merusak. Salah satu cirinya adalah keserakan ideologi telah mengakibatkan banyak kusakan di muka bumi, termasuk di Indonesia,”tambahnya detail.
Untuk memberikan solusi tuntas dari krisis multidemensi, Kyai Chusairi mengajak kembali kepada Islam Kaffah. Khususnya dalam momen saat ini. Beliau mendorong ulama untuk menjadi garda terdepan dalam pembinaan umat dan menyadarkan kembali kepada Islam Kaffah. Khususnya dalam penerapan syariah dalam bingkai khilafah Islamiyyah.
Tampak hadir KH Rokhmat S. Labib, KH Toha Cholili, Kyai Heru Elyasa, Habib Nahl Al-Athos, Kyai Dr Muhammad Ryan, KH Ahmad Fadholi, KH Dr Ir Ahmad Nawawi, KH Ali Muslim, KH TB Enthus Syarifuddin, KH Muhyiddin, dan lainnya. Semoga acara ini menjadi jalan kebaikan untuk ulama, umat, dan negeri ini.[hn]