
Ngawi, Jatim (shautululama) – 30 Agustus 2024, Sejumlah Alim ulama. Kyai dan ustsdz berkumpul dalam Acara Multaqo Ulama Aswaja Mataraman, dalam Multaqo ulama Aswaja Mataraman utk sekian kalinya ini mengangkat tema, Penyegaran makna kemerdekaan kita: Dari Seremoni Menuju Kemerdekaan Hakiki, Merdeka dari Penjajahan Demokrasi-Kapitalisme dan Komunisme
Nampak Hadir dalam acara tersebut dan duduk di tempat kehormatan Kyai Quthub S Amrullah, S.S, Ustadz Muhammad Ilham Yahya, S.Sos., Kyai Muzammil, SPd, MPdI, Kyai Misno, KH dr. Muhammad Amin, SpMk, MKed.Klin, Kyai Kadi An- nawiy, Ustadz Reza, Ustadz Shodikin, SH. Ustadz Ramin dan Ustadz Ahmad Sakun. Acara juga dihadiri oleh para ulama kyai serta ustadz lebih dari 50 orang.
Pada awal Acara, acara dibuka oleh MC Ustadz Ahmad Sakun, dilanjutkan dengan lantunan bacaan ayat suci alqur’an oleh Ustadz Riyo Setiawan seorang da’i muda, dengan suara khasnya yg bisa memukau hadirin…
Acara dilanjutkan sambutan shohibul hajat oleh Kyai Quthub S Amrullah, SS. dari Ulama Aswaja Mataraman.
Acara dilanjutkan dengan Kalimatun Minal Ulama, Kalimatun minal ulama yang pertama disampaikan oleh Ustadz Muhammad Ilham Yahya, S.Sos beliau adalah ulama Aswaja Mataraman sekaligus tokoh yang sangat akrab dengan para pemuda tak heran kalau ustadz yang satu ini sangat digandrungi oleh anak-anak muda jaman now. Beliau menyampaikan dengan penuh semangat bahwa kondisi negara kita sekarang itu merdeka tapi bingung karena negara kita dalam cengkraman Neo Kolonialisme atau penjajahan gaya baru indikasinya yaitu ketergantungan ekonomi pada investor dan hutang ribawi.
Menyikapi hal ini beliau mengajak umat muslim agar ikut berjuang mewujudkan kemerdekaan hakiki di negeri ini dengan jalan penerapan islam secara kafah, membangun ekonomi berbasis syariat islam, menegakkan keadilan ekonomi dan sosial, memerangi pemikiran di luar syariat islam, membangun kesadaran politik islam dan menegakkan kembali institusi khilafah.
Dilanjutkan Kalimatun Minal Ulama yang kedua disampaikan oleh Kyai Muzammil, MPdi, Pengasuh Majelis Taklim Syafinatunnajah, seorang ulama kharismatik kelahiran bumi ulama Madura. Beliau menyitir Al qur’an surat al Baqarah ayat 256 yang artinya Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Beliau menjelaskan dengan demikian maka siapa saja yang ingin menuju kemerdekaan hakiki harus mengingkari sistem demokrasi kapitalis dan komunis yang melahirkan undang-undang yang menghalalkan riba dan zina kemudian berpegang teguh kepada syariat islam dengan menerapkan sistem khilafah.
Kalimatul minal ulama yang ketiga disampaikan oleh Kyai Misno, Pengasuh salah satu Pondok Pesantren di Kabupaten Ngawi. Belau menyampaikan segala persoalan manusia di muka bumi ini solusinya adalah syariat islam, sebaliknya ketika manusia meninggalkan syariat islam maka ia akan kecilik atau kecewa, celaka dan sengsara. Allah akan mengabulkan segala permintaan umatnya yang taat pada syariat islam oleh karena itu jika negeri ini menginginkan kemerdekaan yang hakiki maka harus menerapkan hukum yang diturunkan Allah SWT. Al Qur’an tidak hanya untuk dibaca dan dihafalkan tetapi harus diamalkan di seluruh aspek kehidupan sehari-hari dalam institusi khilafah. Beliau mengibaratkan syariah dan khilafah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
Kalimatul Ulama yang terakhir disampaikan oleh KH dr. Muhammad Amin, SpMk, MKed.Klin. Kyai dr Amin menyampaikan bahwa negara penjajah Amerika Serikat selalu memasarkan idenya yaitu Demokrasi Kapitalis, dengan demokrasi DPR seenaknya menipu rakyat, mengatasnakaman rakyat mereka membuat undang-undang untuk memuluskan negara asing melakukan pengerukan sumberdaya alam di negeri ini. Atas nama kebebasan mereka merusak generasi muda dengan membuat peraturan yang memberikan alat kontrasepsi kepada para pelajar.
Menyikapi keadaan ini beliau menegaskan umat bersama Ulama yang hanya takut kepada Allah SWT harus berjuang melawan ide yang dipasarkan negara imperialis tersebut dengan terus berdakwah untuk mewujudkan kehidupan islam dalam institusi khilafah.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan Sikap oleh Para ulama yg dipimpin oleh Ustadz Ramin dari Ulama Aswaja Ngawi.
Di penghujung acara dibacakan do’a oleh KH dr. Muhammad Amin, SpMk, MKed.Klin banyak do’a yg dipanjatkan oleh beliau salah satunya meminta kepada Alloh SWT untuk tegaknya syariah dan Khilafah di muka bumi ini dan di-aamiin-kan oleh seluruh hadirin.