Banjarmasin, (shautululama) – Salah satu pembiacara dalam kegiatan Multaqo Ulama Aswaja Negeri Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan, yakni Ustadz H. Abdul Jabar, M.Pd menymapaikan keprihatinannya pada dunia pendidikan. Salah satu hal yang menjadi fokus dalam kurikulum merdeka adlah peningkatan literasi.
Literasi merupakan kunci dalam membentuk karakter dan pengetahuan peserta didik. Namun, literasi yang tidak berasaskan nilai-nilai Islam dapat menimbulkan berbagai persoalan. Peserta didik yang terpapar konten yang tidak sesuai dengan ajaran Islam berpotensi mengalami dampak negatif, baik dari segi moral maupun keimanan.
Salah satu contoh nyata adalah penyebaran novel yang mengandung unsur kekerasan seksual, pedofilia, dan LGBT. Peserta didik yang membaca novel-novel semacam ini dapat terpengaruh oleh nilai-nilai yang bertentangan dengan ajaran Islam. Mereka mungkin menganggap perilaku-perilaku yang tidak bermoral tersebut sebagai sesuatu yang normal atau dapat diterima, sehingga mengikis nilai-nilai keislaman yang seharusnya menjadi pegangan hidup.
Selain itu, literasi digital juga memiliki dampak yang signifikan. Dengan akses mudah ke berbagai konten di internet, peserta didik sering kali terpapar video atau artikel yang menghina atau merendahkan ajaran Islam. Dampak dari paparan tersebut bisa sangat serius, seperti munculnya keraguan terhadap keyakinan agama hingga berujung pada agnostisisme. Kasus mahasiswa yang menjadi agnostik setelah sering menonton video yang menghina ajaran Islam adalah contoh nyata dari bahaya literasi digital yang tidak terkontrol.
Untuk mengatasi persoalan ini, sangat penting bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk memperkuat literasi yang berasaskan nilai-nilai Islam. Literasi yang islami tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter yang kuat dan berakhlak mulia. Ini mencakup penyaringan konten bacaan dan tontonan serta penyediaan alternatif literasi yang sesuai dengan ajaran Islam.
Literasi yang tidak berasaskan Islam dapat menimbulkan berbagai persoalan serius bagi peserta didik, mulai dari penerimaan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan Islam hingga keraguan terhadap keyakinan agama. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperkuat literasi berbasis Islam dalam mendidik generasi muda. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya menjadi cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan ajaran Islam.