Bogor, (Shautululama) – Di kalam minal ulama pamungkas, Singa Ulama Aswaja dari Pamijahan, KH, muhyiddin mengawali Kalam nya dengan mengutip Ayat Quran surat An-Nuur ayat 55 dan hadits Qudshi. Kemudian beliau mengutip Kalam Imam Malik rahimahullahu, Telah berkata akan Imam Malik RA:
لان يصليها أخري هذه الأمه إلا ما أصلها أولها
Lan yusliha akhiri hazihi al ummah illa ma aslaha awwaluha
“Tidak akan sekali-kali diperbaiki akan ummat yang akhir ini melainkan kembali kepada cara perbaikan ummat yang terdahulunya.”
Maka jika ingin sesuai dengan contoh para generasi awal, sejahtera dengan Islam, maka ketika kita tidak iitiba (mengikuti) contoh awal, malah menerapkan Demokrasi yang berasal dari akal manusia, maka tidak akan pernah selesai persolan apapun. Dan dalam hal ini di indonesia, selama kita tetap menggunakan demokrasi, mau ganti pemimpin siapapun tetap sama saja, tegas beliau.
Karena sistem Kapitalisme Demokrasi, atau Sosialisme-Komunisme adalah ummul Jaroim (biang dari semua persoalan) yang mengakibatkan hukum-hukum Allah diabaikan bahkan ditelantarkan dan di ganti dengan hukum buatan manusia. Maka sudah Saatnya Umat kembali kepada Islam yang diterapkan secara kaffah sebagai solusi. Yang mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya, dan menjaga perilaku yang buruk yang dilkukan rakyatnya. Ujar nya.
Khilafah Islamiyah adalah warisan Rasulullah saw dan ajaran ahlus sunnah wal jamaah yang akan mewujudkan rohmatan lil alamiin, maka jangan mengaku Ahlu Sunnah wal jama’ah, tapi pelaksanaan nya seperti Jabriyyah. Khilafah itu di perjuangkan, bukan ditunggu.
Maka mari bergabung bersama Hizbut Tahrir yang didirikan oleh Mu’assis nya Syaikh Taqiyudddin An-Nabhani untuk melanjutkan kehidupan Islam dengan tegaknya Khilafah. Ajak Kyiai Mumuh jamaah.
Di akhir Kalam nya, beliau mendoakan agar Ulama bisa istiqomah berdakwah berjamaah, dan bergabung bahu membahu bersama Hizbut Tahrir agar Janji Allah dan Bisyarah Nubuwwah segera terwujud, tutup nya.