Khilafah Ajaran AswajaKhilafah Bisyaroh RasulullahKhilafah Janji AllahMultaqa Ulama Aswaja Manhaji

Multaqa Ulama Aswaja Bersama Intelektual di Jatim, Demokrasi Bukan dari Islam

Surabaya, (shautululama) —“Kekejian Zionis Israel terhadap Palestina tentu tidak bisa ditolelir dari segi apapun. Bahkan diamnya seorang muslim terhadap kezaliman adalah dosa besar,”ungkap Dr Hafidz Widodo pada Multaqa Ulama Aswaja “Mengalahkan Zionis Yahudi di Palestina, Seruan Untuk TNI dari Ulama, Intelektual dan Tokoh Jawa Timur!” pada Ahad (12/5/2024).

Demokrasi selain melindungi tirani Zionis Israel dalam menjaga kepentingannya, juga menjadi racun yang membahayakan umat Islam. Kelahiran demokrasi dari abad pertengahan ketika kekuasaan kerajaan memiliki keputusan yang otoriter. Berlindung di balik para agamawan nasrani.

“Secara historis demokrasi bukan dari Islam, bahkan muncul dari negeri-negeri kufar. Kaum agamawan menjadi peran melakukan pendzaiman masyarakat, sehingga masyarkat harus diberikan kebebasan,”paparnya.

Lanjutnya, “Amerika dengan kediktatorannya menghancurkan Timur Tengah. Inggris sejak awal mendukung terbentuknya negara Zionis Israel. Secara fakta mereka justru menghancurkan demokrasi atas nama kebebasan.”

Kyai Abdul Azis menambahkan, demokrasi dan sistem yang sekarang menyokongnya ini perlu dicermati bahwa semua itu fatamorgana. Hal itu karena tidak berasal dari petunjuk Allah. Itu artinya penyimpangan.

“Sistem demokrasi melayani kepentingan oligarki. Maka muncul pemerintahan yang korup. Korupsi meningkat angkanya. Dulu Cuma miliar, ratusan miliar, terus puluhan triliun. Sekarang sudah ratusan triliun,”jelasnya.

“Tidak beriman sebelum kamu menyintai saudaramu seperti menyintai diri sendiri. Kemudia ditegaskan lagi bahwa seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya. Tidak boleh membiarkan didzalimi,”pesannya.

Berkaitan dengan dakwah Islam. Kyai Adam Cholil menjelaskan metode dakwah mengikuti Rasullah SAW. Dakwah mulai individu mengajak kepada kerabatnya. Kemudian membentuk kelompok yang menyampaikan fikrah-fikrah. Ketika memenangkan pertarungan pemikiran, kelompok beliau semakit kuat pemikirannya menancap di tengah masyarakat. Sehingga beliau berhasil menegakkan Daulah Islam di Madinah.

“Rasulullah tidak pernah berkolaborasi dengan orang-orang kafir. Tidak pernah memenuhi ataupun mengikuti ajakan orang kafir untuk bekerja sama. Sehingga turun surat al-kafirun,”tambahnya.

“Oleh karena itu saya mengajak kepada semua para ulama dan intelektual untuk bahu membahu berjuang menegakkan khilafah. Tujuannya menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini,”pungkasnya.[hn]

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button