Purworejo, Jateng (shautululama) – Ahad, 22 September 2024|18 Rabiul Awwal 1446 H – Dengan penuh kekhidmatan, tidak kurang dari 8 0 ulama dan tokoh masyarakat berkumpul di Purworejo dalam Multaqa’ Ulama Aswaja & Tokoh Kedu Raya. Mengusung tema “Mencintai Nabi & Meneladani Kepemimpinannya dengan Mengikuti Perjuangan Ulama untuk Tegakkan Khilafah dan Tinggalkan Demokrasi beserta Parpol Oportunis”. Mereka yang hadir mewakili setiap wilayah di eks-Karesidenan Kedu, dari bagian barat Kebumen, Purworejo, Magelang, Temanggung dan Wonosobo.
Acara diawali dengan pembacaan Ayat Suci Al Qur’an oleh Ustadz Asmui. Sebagai Shohibul Bait, Kyai M Na’im Yasin dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran ulama, ormas, dan partai politik dalam menegakkan amar makruf nahi mungkar. Beliau mengingatkan bahwa amanah besar ini berada di pundak para ulama, untuk membimbing umat dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.
Shohibul Hajat, Ustadz Yahya Husein memberikan penghantar sebalum acara inti. Beliau mengingatkan kedudukan ulama sebagai kunci perubahan dalam masyarakat. Menurut beliau, ulama dan tokoh umat harus senantiasa berperan aktif dalam memperjuangkan Islam, dengan menjadikan ittiba’ kepada Nabi ﷺ sebagai pedoman utama. Selain itu, beliau mengingatkan bahwa menyembunyikan ilmu adalah perbuatan yang dilarang, karena ulama seharusnya menjadi penerang jalan bagi umat. Sehingga bersama umat yang dibimbing dengan petunjuk ilahiyah akan berjalan menuju kebangkitan hakiki dengan tegaknya syariah kaffah dalam naungan khilafah.
Terasa berbeda dengan Multaqa’ sebelumnya, pada awal acara ditayangkan pidato pembuka dalam rangka Maulid Nabi Muhammad ﷺ oleh Ulama Aswaja Nasional, KH Rahmat S Labib dari Jakarta membuka dengan menyampaikan Hikmah Maulid Nabi Muhammad ﷺ 1446 H. Dalam pidatonya, beliau mengajak seluruh peserta untuk meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad ﷺ sebagai contoh yang sempurna dalam menegakkan keadilan dan kebenaran. Beliau menekankan bahwa cinta kepada Nabi ﷺ harus diwujudkan dengan perjuangan nyata yaitu menegakkan syariat Islam secara kaffah.
Maqalah pertama disampaikan oleh Ustadz Jayadi – Magelang dengan tema Parpol-Parpol Oportunis, Machiavellis Hanya Berebut Kekuasaan. Pembicara menegaskan telah banyak yang merasakan adanya kedhaliman, kecurangan, ketidakadilan bahkan kesewenang-wenangan yang diakibatkan oleh sistem demokrasi. Namun, belum banyak yang sadar atau mau menyadari bahwa sumber dari semua kerusakan tadi adalah sistem demokrasi.
Padahal banyak yang mengetahui bahwa karakter perilaku politik dalam sistem demokrasi adalah pragmatis, oportunis dan machiavellis. Prinsip yang dianut adalah tidak ada teman dan lawan yang abadi. Yang abadi adalah kepentingan, pribadi, kelompok dan golongan. Sedangkan rakyat hanyalah aset, alat bahkan obyek yang bisa dieksploitasi sesuai dengan kepentingan yang menang dan berkuasa. Mengabaikan etika, hukum maupun agama, dan tanpa peduli apapun yang terjadi. Itulah yang sedang diperankan oleh partai politik dan politisi saat ini. Mengikuti skenario sistem demokrasi dengan ending yang bisa menyayat hati.
Kesempatan selanjutnya KH Muhammad ‘Arifin dari Wonosobo memberikan pemaparan yang mendalam mengenai bahaya sistem demokrasi dan politik dinasti. Beliau menyatakan, “Sejumlah negara demokrasi kerap terjebak dalam dinasti politik. Di AS, misalnya, ada dinasti Kennedy, Bush, dan Clinton, di Indonesia sekarang ada dinasti Jokowi. Pada masa pemerintahan dinasti mereka, terjadi beberapa skandal yang dapat ditutupi dengan adanya kuasa politik, nepotisme, dan berbagai siasat yang bisa dijalankan dengan sentralisasi kekuasaan”.
Dengan gaya dialogis, KH Yogi W Abbari dari Magelang membahas tentang konflik yang sering terjadi antara lembaga negara, seperti Mahkamah Konstitusi, DPR, dan partai politik. Beliau mengatakan, “Cacat bawaan demokrasi: Quis Custodiet ipsos Custodes? Siapakah yang akan mengawasi Sang Pengawas itu sendiri? Manusia yang menolak pengawasan Allah SWT (menolak Sistem Islam) dan malah memilih pengawasan manusia (memilih sistem demokrasi), adalah manusia yang cacat akalnya dan cacat jiwanya”. Pertanyaan retoris beliau selalu ditanggapi oleh peserta dengan jawaban lugas meski kerap diselingi tawa ringan menghangatkan suasana.
Kyai Sunarko dari Temanggung menambahkan kritik tajam terhadap demokrasi. Dalam pernyataannya, beliau menyebut bahwa “Demokrasi adalah sistem sampah yang telah menjadikan suara pemabuk, penjudi, koruptor, bahkan pezina sama dengan suara ulama. Mencampuradukkan hukum manusia yang berasas manfaat dengan hukum Allah yang berasas halal dan haram, hingga akhirnya membuat kerusakan moral manusia”.
Sebagai penutup dari rangkaian pemaparan, KH Nashirudin Syukur dari Magelang menyampaikan urgensi untuk kembali kepada ajaran Islam secara kaffah. Beliau mengingatkan, “Dalam hadits ini disebutkan bahwa sepeninggal beliau kita harus berpegang teguh pada Sunnah Khulafaur Rasyidin. Selanjutnya hadits berbicara tentang bid’ah. Maka bid’ah terbesar adalah kita berpegang pada sistem demokrasi. Sistem selainnya ajaran Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin. Maka kembalilah pada tatanan peninggalan baginda Nabi, sistem Islam. Oleh karena itu, mari buktikan cintamu kepada Nabi dengan tegaknya khilafah”.
Selain pemaparan dari para ulama, acara ini juga diisi dengan peluncuran buku Khilafah: Memahami Sistem Politik & Pemerintahan Islam. Buku ini diharapkan menjadi rujukan penting bagi umat Islam dalam memahami lebih dalam tentang tata kelola politik Islam.
Multaqa Ulama Kedu Raya ditutup dengan pembacaan Makalah Hasil Kajian yang dibacakan oleh KH Abdurrahman dari Kebumen. Para ulama menyepakati bahwa tegaknya khilafah adalah bukti nyata cinta umat Islam kepada Nabi Muhammad ﷺ, serta satu-satunya jalan keluar dari krisis multi dimensi yang terjadi saat ini. Acara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Kyai Sahal.
Acara ini berakhir dengan penuh khidmat pada pukul 11.45 WIB, diiringi harapan dan doa agar umat semakin kuat dalam memperjuangkan Islam kaffah di tengah tantangan zaman. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada Ulama, Tokoh Umat dan umat Islam untuk terus berjuang di jalan yang pernah ditempuh oleh Rasulullah ﷺ dan para loyalisnya. Aamiin.[PLwt]