Kebumen, Jateng (shautululama) – Kedzhaliman yang masih terus dilakukan zionis Yahudi terhadap warga penduduk Palestina sudah sangat keterlaluan dan di luar batas kemanusiaan. Sementara dunia terdiam tanpa bisa menghentikannya, termasuk Timur Tengah dan negara-negara muslim terkesan seakan-akan buta, tuli dan bisu.
Puluhan ribu nyawa kaum muslimin telah menjadi korban genosida zionis Yahudi. Upaya upaya yang dilakukan adalah upaya yang mengikuti aturan main mereka, melalui jalur PBB yang secara nyata sudah berulang kali gagal dan menjadikan kedzhaliman penjajah zionis Yahudi semakin menjadi dengan bantuan hak veto Amerika.
Kyai Naim Yasin (Ulama Purworejo) menyampaikan “Sudah saatnya umat Islam sendiri yang harus mengkaji, menggali solusi dari syariat Islam, keluar dari sekat nasionalisme, bersatu dan berjuang menerapkan Islam kaffah, termasuk mengerahkan pasukan militer untuk berjihad menolong saudaranya. Tidak perlu mengharapkan solusi dari penjajah dan alat-alat penjajahannya seperti PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)”.
Kyai Muhammad Ainul Yaqin (Ulama Semarang) menyampaikan “Bahwa dengan segala masalah kaum muslimin yang telah terjadi, seharusnya Umat Islam di seluruh penjuru dunia semakin menyadari kewajiban untuk bersatu dan dipersatukan dalam kepemimpinan, pemerintahan dan kenegaraan, yaitu _Khilafah Islamiyyah. Institusi yang akan menerapkan syariat islam secara Kaffah dan akan mengerahkan pasukan jihad mengenyahkan kedzhaliman zionis Yahudi di Palestina.”
Hal itu disampaikan di depan puluhan peserta ulama yang hadir dari Magelang, Purworejo, Kebumen, Temanggung dan Wonosobo. Para ulama berkumpul dalam Forum Ijtima’ Ulama dan Tokoh Kedu Raya, untuk menyatakan sikap dan seruan khususnya kepada Presiden, penyelenggara negara lainnya dan TNI – Polri agar segera memberikan pertolongan kepada umat Islam di Palestina dengan mengirimkan pasukan dan perlengkapan senjatanya untuk ber _jihad_ mengenyahkan zionis Yahudi atas nama Islam, bukan atas nama PBB dan alat penjajah lainya.
Pernyataan sikap dan seruan dibacakan oleh Kyai Ainur Rofiq, Ulama Purworejo, Jateng.