Khilafah Ajaran AswajaKhilafah Bisyaroh RasulullahKhilafah Janji AllahMultaqa Ulama Aswaja Manhaji

Highligh Multaqa Ulama Aswaja Deli Tua Medan Johor, Demokrasi Membawa Malapetaka Bagi Indonesia

Medan, (shautululama) –KH Yasin Mutohar menanggapi terkait demokrasi yang masih diambil sebagian umat Islam. Beliau mempertanyakan kenapa masih berdemokrasi. Kemudian menjelaskan jika ada yang salah dan penyakit di tengah-tengah umat Islam. Multaqa Ulama Aswaja “Demokrasi Gagal Sejahterakan Indonesia, Serukan Islam Kaffah”, Sabtu (25/5/2024), dihadiri dari kyai, asatadiz, dan tokoh umat lainnya.

“Kalau ada orang mengatakan demokrasi dari Islam, ini hanya dalih dan diada-adakan,”tuturnya.

Terkait kewajiban mengangkat khalifah tidak ada perbedaan pendapat. Maka wajib mendirikan kekhilafahan dan mengganti demokrasi. Sebab demokrasi sudah membawa dloror dan mala petaka.

“Dalam demokrasi untuk memilih seseorang pemimpin butuh duit berapa?”tanyanya retoris.

Kemudian KH Yasin menjelaskan rasulullah sebagai kepala negara. Umat Islam yang meneladani Rasulullah seharusna menyontoh dalam bernegara. Bukan dari Jhon Lock, Montesque, dan orang-orang Barat.

“Imam Ghazali mengatakan sesungguhnya rakyat rusak karena penguasanya rusak. Aneh ulama mewajibkan demokrasi karena ulama mengharamkan khilafah. Ini kan aneh? Khilafah yang ajaran islam dinyatakan oleh ulama madzahibul arba’ah,”bebernya.

Tambahnya, rusaknya ulama karena sudah dikuasai dengan cinta harta dan jabatan. Takut pesantrennya tidak disumbang, tidak dapat amplop, takut tidak ada biaya, takut jabatannya hilang, kedudukannya hilang. Akhirnya tidak mampu mengingkari kemungkaran yang dilakukan oleh rakyat jelata. Apalagi kemungkaran penguasa.

KH Yasin juga menyoroti praktik ribawi dalam kehidupan. Padahal Allah mengharamkan riba dan menumbuhsuburkan sedekah.

“Indonesia bangkrut karena riba terkait dana pinjaman dalam pembangunan. Kenapa mendanai dengan riba padahal enggak boleh. Demokrasi jadi ujung-ujungnya biang keroknya,”tegasnya.

Jika mengamati kekayaan alam Indonesia yang melimpah bisa membiayai pendidikan murah. Pendidikan mahal karena kekayaan negeri ini diambil oleh asing. Rakyat dipalak dengan pajak dan pajak.

“Jika dikatakan demokrasi gagal sejaterahkan Indonesia memang ini fakta, bukan fitnah. Orang Indonesia harus cerdas. Wajar kalau umat Islam ingin Islam,”tambahnya.

Kemudian, “Demokrasi tidak menyejaterahkan rakyat. Berisi kebusukan demi kebusukan menipu rakyat. Wahai pemimpin belum tibakah saatnya kembali kepada Islam. Agama yaang datang dari Allah. Sistem kehidupannya menyejaterahkan. Allah Akbar!”

Penggantian demokrasi dengan Islam tidak bisa terwujud dengan ceramah, khutbah Jumat, dan bangun pesantren. Harus menyatukan agama dengan kekuasaan untuk menegakkan agama. Terwujud sulthonan nashira.[hn]

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button