Banjarmasin, (shautululama) – Dialog Tokoh Banua kembali digelar di Banjarmasin, yang kali ini mengangkat tema “Bahaya ‘Legalisasi’ Zina, Judi Online, hingga ‘Pelarangan’ Jilbab”. Turut hadir empat pembicara, di antaranya Akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Deden Koswara, M.H., yang menilai sebagian pembuatan hukum di Indonesia bukan untuk menyelesaikan masalah.
Ia pun mengamati, sebagian para pembuat aturan di Indonesia layaknya seorang pemadam kebakaran, yang hanya memadamkan api tanpa menuntaskan permasalahan sebenarnya dari penyebab kebakaran.
Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya aturan yang dikhawatirkan memperluas pergaulan bebas, dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Kesehatan, yang implementasinya akan menyediakan alat kontrasepsi bagi pelajar.
“Jadi di sini, hukum tidak fungsikan untuk menyelesaikan masalah, yang terjadi justru membenarkan masalah, sehingga yang terjadi, hukum seakan berposisi sebagai pemadam kebakaran,” ungkap Deden Koswara, M.H.
Berikutnya yang menjadi pembicara adalah Ustaz Umar Said Thalib, salah satu mubalig terkenal di Kalimantan Selatan. Ia menilai, terjadinya pro kontra hukum di Indonesia, disebabkan perang pemikiran antara dunia barat dengan Islam, sehingga terjadi upaya menjauhkan umat dengan Islam.
“Pihak barat berupaya agar orang-orang Indonesia menjadi seperti mereka. Target mereka bukan lah membuat orang Islam tidak salat, kita dipersilakan salat, dipersilakan haji, yang mereka inginkan adalah agar kita menjauh dari agama kita, agama Islam,” jelasnya.
Selanjutnya Datu Cendekia Hikma Diraja Ahmad Barjie B menegaskan, bahwa selama syariat tidak diterapkan secara menyeluruh, selama itu pula masyarakat Indonesia menerima masalah yang tidak berkesudahan.
“Masalahnya, negara kita ini sudah kehilangan jiwa agamanya, bahkan nilai-nilai Pancasila saja sudah banyak yang dilanggar,” ujarnya.
Ia pun mengapresiasi pihak panitia, yang rutin menyuarakan kebenaran, mengajak para tokoh berdiskusi, untuk bersama menyadarkan umat terhadap permasalahan saat ini.
Terakhir menjadi narasumber adalah Guru Wahyudi Ibnu Yusuf, bahwa problem sekarang yang dialami manusia, solusinya adalah dikembalikan kepada Islam. Karena menurutnya, Islam adalah sebuah sistem kehidupan, yang memiliki aturan lengkap untuk keberkahan hidup manusia, bukan demokrasi.
“Jika ada yang mengatakan saat ini demokrasi dirusak, saya menegaskan bahwa demokrasi itu sudah rusak sejak lahir,” tekannya.
Guru Wahyudi pun mengajak semua pihak untuk bersama merubah pola pikir masyarakat, pola pikir generasi muda, agar memperjuangkan Islam sebagai aturan kehidupan.
Kegiatan ini telah rutin dilaksanakan panitia, dengan tema-tema berbeda, mengundang para tokoh berpengaruh, ulama, dan aktivis lainnya. ()